TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ribuan Warga Serbia Gelar Demo Akbar Dukung Pemerintah

Dihadiri Menlu Hungaria dan Presiden Republika Srpska

ilustrasi bendera Serbia (unsplash.com/@thestefankostic)

Jakarta, IDN Times - Ratusan ribu warga Serbia menggelar demonstrasi akbar di Belgrade, pada Jumat (26/5/2023) petang. Mereka menyatakan dukungannya kepada Presiden Serbia, Aleksandar Vucic, di tengah krisis kepercayaan usai dua insiden penembakan massal. 

Pekan lalu, warga Serbia kembali melangsungkan demonstrasi akbar ketiga untuk menolak aksi kekerasan di negaranya. Mereka menuntut pemerintah agar memberlakukan peraturan ketat soal senjata pribadi dalam mencegah kasus serupa kembali terjadi. 

Baca Juga: Usai Penembakan Massal, Warga Serbia Serahkan 13.500 Senjata Api

1. Demonstrasi dihadiri lebih dari 200 ribu suporter Vucic

Demonstrasi bertajuk 'Serbia of Hope' dihadiri lebih dari 200 ribu pendukung setia Presiden Vucic. Unjuk rasa ini dipusatkan di depan Kantor Parlemen Republik Serbia pada pukul 19.00 waktu setempat dengan membawa bendera Serbia. 

Dilansir B92, Stefan Krkobabic yang menjabat sebagai wakil presiden Partai Persatuan Pensiunan, Petani, dan Proletar Serbia (PUPS) dilaporkan menjadi koordinator bersama anggota Partai Solidaritas dan Keadilan (SNS). 

"Kami ikut andil, semua dari Belgrade, tanpa mengatakan bahwa ini adalah kota kami. Namun, lebih dari 5 ribu orang dari seluruh Serbia, termasuk Kosovo dan Metohija. Sangat senang melihat mereka. Mereka adalah orang etnis Serbia yang baik!" terang Krkobabic. 

"Rakyat kami dari Kosovo dan Metohija akan selalu mendapat dukungan penuh dari kami," tambahnya. 

2. Vucic berniat menjunjung perdamaian dengan Kosovo

Presiden Vucic meminta seluruh pendukungnya untuk diam selama beberapa menit dalam rangka mengenang korban penembakan. Ia juga mengungkapkan rencananya untuk mundur sebagai pemimpin Partai SNS. 

Ia pun mengungkapkan bahwa Serbia tengah menghadapi masa-masa sulit dan tidak ada tempat untuk pergi. Namun, ia menegaskan akan terus mempertahankan perdamaian, tapi tetap mengutamakan perlindungan kepada rakyat dan negara. 

"Kami tidak berbuat salah kepada siapapun dan ditekan oleh tembok, sehingga tidak dapat pergi ke mana pun, tapi kami harus mempertahankan negara dan rakyat. Saya akan berjuang demi perdamaian, tapi ketika kita diserang terlebih dahulu. Kami tidak akan diam. Anda tidak akan dapat mengusir etnis Serbia," tegas Vucic. 

Selain Vucic, demonstrasi tersebut juga dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Hungaria, Peter Szijjarto, dan Presiden Republika Srpska, Milorad Dodik. 

"Kami berdua sama menghadapi tantangan yang sama. Kami terdampak serangan liberal internasional. Mereka menyerang kami karena kami ingin perdamaian di Ukraina. Mereka menyerang kami karena kami percaya bahwa nilai-nilai keluarga dan karena kami menolak melakukan apa yang disuruh," terang Szijjarto, dikutip Reuters.

Baca Juga: Nasib Keanggotaan Ukraina Tak Ada di Agenda KTT NATO 2023

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya