Rusia Sebut Kerusuhan di Georgia Didalangi oleh Barat
Disamakan dengan peristiwa Euromaidan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov, pada Jumat (10/3/2023), mengomentari demonstrasi besar di Georgia selama dua hari. Ia menyebut bahwa Barat berupaya melancarkan kudeta dengan mendorong para demonstran menolak Rancangan Undang-Undang (RUU) media asing.
Jika RUU itu disahkan, maka media yang mendapat penadanaan dari luar negeri akan disebut sebagai agen asing. Selain menarik RUU tersebut, partai pemerintah akan melakukan sosliasi agar masyarakat tidak salah paham dengan RUU tersebut.
Baca Juga: NATO: Cepat atau Lambat, Bakhmut Diduduki Rusia
1. Lavrov sebut RUU dijadikan alat untuk menggulingkan pemerintahan Georgia
Lavrov mengungkapkan, undang-undang terkait registrasi organisasi non-pemerintahan dijadikan alasan untuk menggulingkan pemerintahan. Ia menambahkan, demonstrasi tersebut didorong pengaruh dari luar negeri.
"Tidak bisa diragukan lagi bahwa hukum yang mengatur organisasi non-pemerintahan dijadikan sebagai alasan untuk memulai upaya perubahan pemerintahan secara paksa," kata Lavrov, dikutip The Moscow Times.
"Demonstrasi tersebut dinisiasi dari luar negeri dengan tujuan mengiritasi dan mengganggu perbatasan Rusia. Ini sama seperti yang terjadi dalam peristiwa Kiev Maidan yang bertujuan melengserkan eks Presiden Viktor Yanukovich," tambahnya.
Kremlin menuduh Presiden Georgia, Salome Zourabichvili, sebagai pihak ketiga yang menyulut sentimen anti-Rusia.
Baca Juga: Parlemen Georgia Tarik RUU Pelabelan Media sebagai Agen Asing
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.