Tertunda COVID-19, Perdagangan Bebas Afrika Diresmikan
Diharapkan bisa tingkatkan perdagangan internal Afrika
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Addis Ababa, IDN Times - Pada hari Jumat (01/01) yang bertepatan dengan Tahun Baru 2021, Perdagangan Bebas Afrika atau yang bernama The African Continental Free Trade Area (AfCFTA) resmi diluncurkan. Setelah sebelumnya peluncurannya mengalami penundaan selama berbulan-bulan akibat pandemi COVID-19.
Harapan dari dibukanya perdagangan bebas antar negara-negara di Afrika ini berfungsi meningkatkan perekonomian di benua tersebut. Selain itu juga untuk mengentaskan ribuan warga dari kemiskinan yang selama ini menghantui Benua Hitam.
1. Jadi area perdagangan bebas terbesar
The African Continental Free Trade Area (AfCFTA) sudah diresmkan sejak hari Jumat (01/01) yang bertepatan pada perayaan Tahun Baru 2021. Setelah sebelumnya sempat ditunda selama berbulan-bulan akibat pandemi COVID-19 dan persiapannya yang membutuhkan waktu setahun lamanya sejak disetujui pada 2019 lalu, dilansir dari Quartz.
Area perdagangan bebas di Afrika ini akan melingkupi jumlah penduduk sebesar 1,2 miliar jiwa dari 54 dari 55 negara anggota Uni Afrika dengan total PDB yang mencapai angka 3,4 Triliun dollar AS.
Sehingga area perdagangan bebas di Afrika ini akan menjadi yang terbesar di dunia setelah dibentuknya WTO. Sedangkan satu negara anggota Uni Afrika yang belum menandatangani perjanjian ini hanyalah Eritrea.
Baca Juga: Terus Diserang, Australia: Tiongkok Rusak Perjanjian Perdagangan Bebas
Baca Juga: Terus Diserang, Australia: Tiongkok Rusak Perjanjian Perdagangan Bebas
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.