TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Misteri Kematian Paus Terjadi di Prancis Dalam Jumlah Tidak Biasa

Misteri kematian massal hewan terus terjadi sepanjang 2020

Foto salah satu paus yang mati terdampar di wilayah Prancis barat. Facebook.com/Laurent Boudelier

Saint-Hilaire-de-Riez, IDN Times - Laporan kematian hewan secara misterius dalam jumlah tidak biasa kembali terjadi beberapa waktu lalu. Kali ini, kasusnya menimpa enam spesies paus sirip yang ditemukan terdampar di lepas pantai barat Prancis.

Ahli biologi kelautan saat ini sedang menyelidiki penyebab dari kematian tersebut dan mengkhawatirkan akan adanya kemungkinan patogen virus yang menyerang, lapor Reuters. 

1. Paus yang mati dalam kondisi malnutrisi 

Foto salah satu paus yang mati terdampar di wilayah Prancis barat. Facebook.com/Laurent Boudelier

Pada hari Senin (16/11), para peneliti mencoba untuk mengambil sampel dan membedah salah satu tubuh paus yang terdampar dengan menggunakan mekanis serta pisau panjang. Untuk saat ini, kecurigaan para penyelidik diarahkan pada kemungkinan patogen virus sebagai penyebab kematian karena badan paus-paus yang ditemukan berada dalam kondisi kekurangan gizi dengan bukti pendarahan di sistem jantung dan pernapasan. Terlebih, tidak ada satu pun tanda yang dapat mengarahkan kematian pada insiden kecelakaan seperti tabrakan kapal atau terperangkap dalam jaring.

Paus sirip diketahui sebagai spesies paus terbesar kedua di dunia setelah paus biru. Salah satu mayat paus yang paling baru ditemukan di dekat Saint-Hilaire-de-Riez pada Jum'at (13/11) lalu pun memiliki ukuran hampir 16 meter dengan berat yang diperkirakan mencapai 10 ton. 

Hanya dalam satu setengah bulan terakhir, setidaknya ada enam paus sirip yang ditemukan mati misterius. Meski terdengar sedikit, itu sebenarnya merupakan jumlah kematian yang meningkat secara signifikan dibanding kematian paus pada umumnya, dimana dalam rata-rata setahun biasanya hanya ada tiga hingga paling banyak 10 kematian saja di pantai Prancis.

Willy Dabin, seorang peneliti dari Pelagis Observatory yang sedang mengerjakan satu bangkai paus sirip berkata: "Kami memiliki apa yang hampir menjadi epidemi atau bagaimanapun juga, lonjakan kematian yang tidak normal". Dabin pun mempertanyakan, apakah peranan manusia dalam 'merusak lingkungan' merupakan faktor yang berkonstribusi dalam kematian, karena bisa saja mencemari laut telah memengaruhi ketersediaan makanan yang berdampak pada rentannya paus terhadap serangan penyakit. 

Baca Juga: Bangkai Paus Sperma Ditemukan Mati di Pulau Serangan Denpasar

Sementara itu, dengan adanya bangkai-bangkai paus berukuran raksasa, masyarakat telah didesak oleh otoritas untuk tidak mendekati lokasi di sana dengan alasan apapun. Penjagaan ketat juga telah ditempatkan di dekat pantai untuk menjaga jarak dari penduduk setempat yang tertarik.

Bangkai paus sendiri diketahui akan mengalami penumpukan gas selama proses dekomposisi. Bila tidak ditangani dengan baik, itu bisa menyebabkan ledakan besar yang akan membawa masalah dan bau sangat tidak sedap di area tersebut nantinya. 

Baca Juga: Lagi! Paus Sperma Ditemukan Terdampar dan Membusuk di Nusa Dua Bali

Verified Writer

Calledasia Lakawa

Broken crayons still color

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya