TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ajukan Sertifikat Digital, Spanyol Ingin Terbuka untuk Wisatawan

Ini akan mencakup siapa saja yang divaksinasi COVID-19

Suasana di sekitar wilayah Madrid, Spanyol. (Pixabay.com/Donations_are_appreciated)

Madrid, IDN Times - Pemerintah Spanyol berharap negaranya bisa terbuka untuk para wisatawan dari luar negeri setelah mengajukan rencana sertifikat digital Uni Eropa ke Parlemen Eropa pada hari Rabu, 28 April 2021, waktu setempat. Hal ini akan mencakup siapa saja yang sudah diberikan vaksin COVID-19 di dalam sertifikat tersebut. Bagaimana awal ceritanya?

1. Menteri Pariwisata Spanyol berencana akan melakukan uji coba pada bulan Mei 2021 ini

Suasana di sekitar salah satu wilayah yang berada di Spanyol. (Pixabay.com/enriquelopezgarre)

Dilansir dari BBC, Menteri Pariwisata Spanyol, Fernando Valdes, mengatakan uji coba akan dilakukan pada bulan Mei 2021 ini sehingga Spanyol siap menerima para turis di bulan berikutnya. Uni Eropa sendiri telah mengerjakan tiket digital tepat waktu untuk liburan musim panas. Hal ini akan mencakup siapa saja yang mendapatkan vaksin COVID-19, hasil tes negatif, atau dalam keadaan baru pulih.

Beberapa negara telah mulai menggunakan kartu digital atau kertas untuk membantu memudahkan lockdown lokal. Valdes mengatakan pada konferensi perjalanan di Meksiko bahwa negaranya akan siap pada bulan Juni 2021 ini untuk memberitahu semua para turis di seluruh dunia bahwa mereka dapat berkunjung ke Spanyol. Namun, skema apapun untuk membuka diri bagi pariwisata non-Eropa akan bergantung pada sertifikat hijau digital Uni Eropa serta Valdes mengatakan itu bukan seperti "tongkat ajaib".

Baca Juga: Menteri Pariwisata Spanyol Dapat Surat Ancaman dan Pisau

2. Komisaris Kehakiman Uni Eropa memperingatkan adanya kemungkinan fragmentasi di seluruh Eropa jika kesepakatan tidak dapat dicapai

Kantor Uni Eropa di Brussels, Belgia. (Unsplash.com/guillaumeperigois)

Dalam debat menjelang pemungutan suara di Parlemen Uni Eropa hari Rabu, 28 April 2021, waktu setempat mengenai skema baru, Komisaris Kehakiman Uni Eropa, Didier Reynders, telah memperingatkan kemungkinan fragmentasi di seluruh Eropa jika kesepakatan tidak tercapai. Ia juga menambahkan pihaknya beresiko memiliki berbagai dokumen yang tidak dapat dibaca serta diverifikasi di negara anggota lain dan beresiko menyebarkan dokumen palsu serta dengan itu penyebaran virus dan ketidakpercayaan warga.

Anggota parlemen Belanda, Jeroen Lenaers, menekankan bahwa sistem yang diusulkan akan memastikan kesetaraan penuh dan menghindari diskriminasi antara mereka yang telah divaksinasi dan mereka yang belum dengan mengizinkan perjalanan ke orang-orang yang telah dites hasil negatif atau telah pulih dari COVID-19. Namun, masih ada pertanyaan mengenai berapa lama kekebalan bertahan setelah terinfeksi COVID-19 dan apakah suntikan vaksin lebih lanjut diperlukan di tengah penyebaran cepat varian COVID-19 yang lebih menular. Masalah lain termasuk data apa yang akan digunakan untuk membuktikan seseorang tidak terinfeksi COVID-19 dan masalah privasi.

Baca Juga: Spanyol Akan Sumbang 7,5 Juta Vaksinnya ke Amerika Latin

Verified Writer

Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya