TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bagian Roket Besar Tiongkok Dikabarkan Jatuh ke Bumi

Sebelumnya, Tiongkok meluncurkan modul tak berawak Tianhe

Ilustrasi peluncuran roket ke luar angkasa. (Pixabay.com/WikiImages)

Beijing, IDN Times - Bagian dari roket besar yang meluncurkan modul pertama Tiongkok untuk Stasiun Luar Angkasa Tianhe telah jatuh kembali ke Bumi pada hari Selasa, 4 Mei 2021, waktu setempat. Beberapa hari sebelumnya, Tiongkok telah meluncurkan modul tak berawak Tianhe yang berisi tempat tinggal untuk 3 awak. Bagaimana awal ceritanya?

1. Modul stasiun luar angkasa Tianhe berada di orbit yang benar

Persiapan Tiongkok dalam peluncuran modul pertama dari stasiun luar angkasa yang dimiliki Tiongkok. (Twitter.com/ZacharyHundley)

Dilansir dari The Guardian, modul stasiun luar angkasa Tianhe seberat 22,5 metrik ton berada di orbit yang benar setelah berpisah sesuai rencana dari tahap inti roket, yang sekarang diperkirakan akan masuk kembali dalam beberapa hari atau sekitar 1 minggu ke depan. Ini akan menjadi salah satu contoh terbesar dari masuknya kembali pesawat ruang angkasa yang tidak terkendali dan berpotensi mendarat di daerah yang dihuni. Konon, kemungkinan yang lebih besar adalah tahap inti akan jatuh di tempat tak berpenghuni seperti lautan di Bumi, yang menutupi 70 persen planet.

Kemungkinan tertabrak oleh puing-puing luar angkasa sangat rendah, yang pernah diperkirakan 1 dari beberapa triliun. Merencanakan lintasan tahap roket jatuh ini sulit, jika bukan tidak mungkin karena ada terlalu banyak ketidakpastian yang terlibat dalam menghitung efek hambatan atmosfer pada modul inti. Atmosfer bumi dapat mengembang atau menyusut dengan aktivitas matahari, sehingga sulit untuk memperkirakan dengan tepat kapan dan di mana roket akan turun.

Baca Juga: SpaceX Amankan Kontrak Roket ke Bulan dari NASA Rp40,4 Triliun

2. Inti roket mengorbit Bumi setiap 90 menit dengan kecepatan sekitar 27.600 km/jam

Peluncuran modul pertama dari stasiun luar angkasa baru yang dilakukan oleh Tiongkok beberapa hari lalu. (Twitter.com/SpaceflightNow)

Pada hari Selasa, 4 Mei 2021, waktu setempat, inti roket Long March 5B mengorbit Bumi setiap 90 menit dengan kecepatan sekitar 27.600 km/jam dan ketinggian lebih dari 300 km. Pihak militer Amerika Serikat menamakannya 2021-035B dan sejak akhir pekan, ketinggiannya telah turun hampir sekitar 80 km sebuah sumber melaporkan bahwa pengamatan secara amatir di darat menunjukkan itu jatuh dan tidak terkendali. Kecepatannya membuat tidak mungkin untuk memprediksi di mana ia akan mendarat ketika atmosfer bumi akhirnya menyeretnya ke bawah, meskipun ahli Astrofisika dari Pusat Astrofisika di Harvard University, Jonathan McDowell, mengatakan kemungkinan besar ia akan jatuh ke laut, karena lautan menutupi sekitar 71 persen dari planet ini.

Tahap inti Long March 5B diperkirakan memiliki bobot sekitar 21 ton. Berdasarkan orbitnya saat ini, roket tersebut melewati Bumi sejauh utara di New York (Amerika Serikat), Madrid (Spanyol), Beijing (Tiongkok), wilayah Cile bagian selatan terjauh, serta Wellington (Selandia Baru) dan dapat masuk kembali kapan saja di area tersebut. Mengingat kecepatan yang dimilikinya, sedikit perubahan pada jalurnya dapat membuat perbedaan besar ke tujuan akhirnya dan diperkirakan akan kembali ke Bumi pada tanggal 10 Mei 2021 ini, kurang atau lebih dari 2 hari.

Baca Juga: Lagi, Purwarupa Roket SpaceX Meledak Saat Mendarat 

Verified Writer

Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya