TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dua Perusahaan Tiongkok Beri Cuti Panjang Untuk Karyawan Wanita Lajang

Kebijakan ini berlaku bagi karyawan berusia 30 tahun lebih

twitter.com/livenews24_pk

Hangzhou, IDN Times - Dua perusahaan Tiongkok yang bergerak di bidang pariwisata memberikan cuti tambahan bagi para karyawan wanita yang berusia 30 tahun lebih. Cuti tambahan tersebut akan diberlakukan saat libur perayaan Tahun Baru Imlek. Bagaimana awal ceritanya?

1. Mereka diberikan cuti tambahan selama 1 minggu

twitter.com/singaporeinform

Dilansir dari Telegraph, dua perusahaan Tiongkok, Hangzhou Songcheng Performance dan Hangzhou Songcheng Tourism Management memberikan cuti ekstra untuk karyawan wanita yang berusia 30 tahun lebih selama liburan Tahun Baru Imlek. Keputusan ini sendiri diumumkan pada hari Senin, 21 Januari 2019, waktu setempat. Alasan diberikannya cuti tambahan tersebut agar mereka dapat menemukan pasangan hidupnya selama liburan sehingga cuti yang diterimanya ini tidak berakhir sia-sia.

Tak hanya itu saja, mereka juga berhak memiliki opsi memperpanjang cuti kencan mereka. Menurut orang-orang di Tiongkok, wanita-wanita yang belum menikah di atas usia 30 tahun disebut dengan shengnu atau istilah diterjemahkan menjadi "wanita tersisa", di mana ada kepercayaan konservatif yang telah lama dipegang bahwa wanita yang masih belum menikah atau tetap tidak menikah di luar usia pertengahan 20an, maka itu merupakan hal yang kurang disukai oleh pria. Keputusan kebijakan ini sendiri disambut positif oleh para karyawan.

2. Dalam beberapa tahun terakhir, tingkat pernikahan di Tiongkok menunjukkan penurunan

telegraph.co.uk

Menurut Kementerian Urusan Sipil Tiongkok, jumlah pernikahan di Tiongkok telah menunjukkan penurunan sejak tahun 2013, di mana data tersebut meninggalkan sekitar 200 juta orang dewasa berstatus lajang di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu. Beragam alasan menjadi penyebab mengapa tingkat pernikahan semakin menurun, diantaranya semakin banyak wanita Tiongkok yang lebih memilih fokus untuk karir dan memilih menjawab "nanti" saat ditanyakan kapan menikah serta memilih tetap melajang sama sekali seumur hidupnya.

Dengan demikian, ini menambah ketegangan pada demografi Tiongkok, di mana populasi tumbuh pada tingkat yang lebih lambat pada tahun 2018 lalu, terlepas dari penghapusan kebijakan satu keluarga satu anak serta meningkatkan kekhawatiran bahwa masyarakat yang menua dan menyusutnya tenaga kerja akan merusak prospek pertumbuhan ekonomi di masa depan. Pada tahun 2018, ada sekitar 15,23 juta angka kelahiran di Tiongkok, yang menunjukkan turun sekitar 2 juta dari tahun 2017. 

Dalam sebuah survei yang baru dilakukan belum lama ini, hampir 80 persen responden wanita, yang merupakan kelahiran 1995 dan seterusnya, memilih untuk menggambarkan diri mereka sebagai orang yang mandiri secara ekonomi, mampu, dan keren, sedangkan  sisanya justru masih menganut opsi tradisional sebagai istri dan ibu yang penuh kasih. Survei itu sendiri dilakukan oleh situs media sosial pencari kerja, LinkedIn, dan perusahaan kosmetik, L'Oreal, pada bulan Maret 2018.

Baca Juga: Gak Nyangka, Begini Lokasi Awal 5 Perusahaan Besar Dunia!

Verified Writer

Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya