TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Karena Diskriminasi Rasial, PBB Tuntut Belgia Meminta Maaf

Tak hanya itu, PBB juga kritik AfricaMuseum yang direnovasi

twitter.com/SputnikInt

Brussels, IDN Times - Karena diduga melakukan diskriminasi rasial, PBB menuntut pemerintah Belgia meminta maaf di depan publik. Tak hanya itu saja, PBB juga mengkritik AfricaMuseum yang baru saja selesai direnovasi. Bagaimana awal ceritanya?

1. Museum ini dinilai merayakan perubahan Kongo menjadi negara budak

twitter.com/Nieuwsblad_be

DIlansir dari Telegraph, PBB telah mengatakan kepada Belgia untuk meminta maaf atas masa lalu kolonialnya dan mengkritik AfricaMuseum yang baru direnovasi karena tidak berbuat cukup untuk mengusir para eksploitasi Kongo. Museum tersebut dipenuhi dari 180 ribu barang rampasan dan 500 boneka binatang, museum ini juga dinilai merayakan orang-orang Belgia yang merubah Kongo menjadi negara budak selama diperintah oleh Raja Leopold II, selama lebih dari seabad.

Rezim yang dikenal brutal ini telah membunuh jutaan orang Kongo dan menjarah perkebunan karet milik mereka dengan kejam. Setelah penyelidikan selama 1 minggu, sebuah kelompok kerja PBB mengatakan bahwa rasisme yang diderita oleh mereka berasal dari Afrika di Belgia dan dapat ditelusuri kembali ke kegagalan negara untuk mengatasi masa lalunya. Banyak sekali patung Raja Leopold II yang tersisa dan monumen untuk tentara kolonial yang menghiasi jalanan dan taman di ibukota Belgia, Brussel.

Baca Juga: Universitas Harvard Dikecam Keras karena Melakukan Diskriminasi

2. Perdana Menteri Belgia menilai temuan tersebut sangat aneh

twitter.com/MehreenKhn

Perdana Menteri Belgia, Charles Michel, menilai telah berpikir mengenai temuan tersebut yang dinilai sangat aneh. "Kami akan memiliki kesempatan untuk membuat pernyataan resmi kami. Kami pasti akan melakukannya," ungkap pernyataan dari Charles Michel seperti yang dikutip dari Telegraph.

The AfricaMuseum kembali dibuka kembali pada Desember 2018 lalu setelah proyek renovasi "dekolonisasi" 5 tahun senilai 76,25 juta euro atau setara dengan Rp1,21 triliun. Para seniman asal Afrika diundang untuk memajang karya mereka dalam upaya memodernisasi dan mendetoksifikasi museum yang dibangun oleh Leopold. Akan tetapi, pihak PBB sendiri menuding pihak museum gagal memberikan analisis secara kritis untuk beberapa pamerannya.

Itu juga harus menghapus semua gambar yang mengandung ofensif dan rasis yang terlihat masih dipajang di gedung megah 1910 di pinggiran Tervuren. 

Baca Juga: Diskriminasi Gender Bikin Wanita Ini Kencing Sembarangan

Verified Writer

Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya