Kembali Telan Korban, Nepal Didesak Untuk Hapus Tradisi Chhaupadi
Ini menjadi korban kesekian kalinya akibat tradisi ini
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kathmandu, IDN Times - Tradisi Chhaupadi di Nepal kembali memakan korban. Setelah menyebabkan seorang wanita berusia 17 tahun bernama Parbati Bogati meninggal dunia akibat tradisi ini, Nepal didesak untuk menghapus tradisi tersebut. Bagaimana awal ceritanya?
1. Ia ditemukan lemas dalam gubuk setelah membuat api unggun
Dilansir dari Telegraph, penemuan mayat wanita berusia 17 tahun ini setelah mengikuti tradisi Chhaupadi kembali menggegerkan Nepal. Ia diduga meninggal pada hari Senin, 4 Februari 2019, malam waktu setempat. Parwati Bogati ditemukan oleh ibu mertuanya sendiri ketika ia hendak memeriksa menantunya itu.
"Dia gembira tentang hari berikutnya karena haidnya akan berakhir. Anak malang menutup matanya selamanya," ungkap pernyataan dari ibu mertuanya bernama Laxmi Bogati seperti yang dikutip dari BBC. Petugas kepolisian setempat, Lal Bahadur Dhami, telah melaporkan kasus terbaru dari tradisi Chhaupadi ini.
"Kami menduga dia meninggal karena menghirup asap dan mati lemas karena dia menutup pintu pondok tanpa jendela dan menyalakan api di lantai untuk menghangatkan pada malam hari," ungkap petugas kepolisian, Lal Bahadur Dhami, seperti yang dikutip dari BBC.
Baca Juga: Chhaupadi, Tradisi Pengasingan Perempuan Saat Menstruasi di Nepal
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.