TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menyamar Agar Dapat Vaksin, Pasangan Kanada Dihukum

Mereka berdua diketahui telah menyamar menjadi warga Yukon

Ilustrasi vaksinasi COVID-19 (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Ottawa, IDN Times - Pasangan Kanada ini dijatuhi denda pada hari Rabu, 16 Juni 2021, waktu setempat setelah mengikuti antrian vaksin COVID-19. Ketika itu, mereka berdua diketahui telah menyamar menjadi orang Yukon diberikan vaksin lebih cepat. Bagaimana awal ceritanya?

1. Tindakan pasangan ini menimbulkan reaksi keras di seluruh Kanada 

Ilustrasi pemberian vaksin COVID-19. (Pixabay.com/whitesession)

Dilansir dari The Guardian, pasangan Kanada ini telah menyewa sebuah pesawat pribadi ke komunitas terpencil dan melompati antrean vaksin COVID-19 untuk menerima dosis yang ditujukan untuk orang-orang pribumi yang lanjut usia. Mereka berdua mendapatkan hukuman denda sebesar 2.300 dolar Kanada atau setara dengan Rp27 juta tetapi tidak dijatuhi hukuman penjara setelah mengaku bersalah melanggar aturan kesehatan masyarakat. Besarnya denda yang dikenakan pada mantan eksekutif kasino, Rodney Baker, bersama istrinya yang juga seorang aktris, Ekaterina Baker, memicu frustrasi di tengah anggota White River First Nation sehingga banyak dari mereka ingin pasangan itu menghadapi hukuman yang lebih keras.

Pada sidang hukuman yang dijatuhkan hari Rabu, 16 Juni 2021, waktu setempat, seorang hakim bernama Michael Cozens mempertanyakan kepantasan keputusan pasangan itu untuk menelepon ke dalam proses ketimbang muncul melalui video. Setelah reses singkat, pasangan itu muncul melalui video streaming dan diperintahkan untuk membayar dendan maksimum di bawah Undang-Undang Tindakan Darurat Sipil. Cozens mengakui tindakan Bakers sangat direncanakan dan lebih angkuh mengingat resiko yang ditimbulkan pada komunitas kecil tetapi mengatakan denda tampaknya cukup.

Baca Juga: Satu Keluarga Muslim Ditabrak di Kanada, PM Trudeau: Ini Terorisme!

2. Kedua pasangan ini tiba di Whitehorse pada tanggal 19 Januari 2021 lalu 

Suasana di sekitar salah satu tempat yang berada di wilayah Yukon, Kanada. (Pixabay.com/Patjosse)

Menurut pernyataan fakta, pasangan ini tiba di Whitehorse, Kanada, pada tanggal 19 Januari 2021 dan menandatangani formulir pernyataan wajib, yang menyatakan bahwa mereka akan mengasingkan diri di kota. Undang-undang Yukon mewajibkan siapapun yang datang untuk mengisolasi diri selama 14 hari pada saat kedatangan. Pasangan ini hanya menghabiskan 2 hari di Whitehorse sebelum mengambil sewa pribadi ke Beaver Creek.

Rod Baker telah memesan penerbangan itu 3 hari sebelum terbang ke Yukon. Di wilayah Yukon telah memprioritaskan Beaver Creek, bersama dengan komunitas terpencil lainnya, untuk vaksinasi karena kerentanannya terhadap COVID-19. Ketika mereka sampai di Beaver Creek, pasangan ini pergi ke balai komunitas setempat di mana klinik vaksinasi keliling didirikan.

Rod Baker sebelumnya telah memesan vaksinasi mereka secara online, kemudian di hari yang sama, mereka kembali ke Whitehorse dan langsung menuju bandara kota. Mereka ditemui oleh petugas Yukon CEMA saat mereka bersiap-siap untuk naik pesawat ke Vancouver, Kanada. Pengacara pasangan tersebut, Jennifer Cunningham, mengatakan mereka meminta maat tanpa syarat atas tindakan mereka.

Cunningham mengatakan peristiwa itu berada di luar karakter kliennya dan bahwa mereka belum pernah ke pengadilan. Dia mengatakan kliennya sudah menghadapi konsekuensi berat melalui mempermalukan secara online. Hukuman yang dijatuhkan Cozens merupakan pengajuan bersama oleh jaksa dan pembela.

Baca Juga: Kanada Tuntut Paus Fransiskus Minta Maaf ke Pribumi

Verified Writer

Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya