TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Oposisi Kudeta Militer Myanmar Merasa Hilang Kepercayaan ke ASEAN

Sebelumnya, ASEAN memimpin upaya akhiri krisis Myanmar

Pihak oposisi Myanmar merasa kehilangan kepercayaan kepada ASEAN dalam mengatasi masalah krisis di Myanmar. (Twitter.com/kzy_linn)

Naypyitaw, IDN Times - Pihak oposisi kudeta militer Myanmar merasa kehilangan kepercayaan terhadap ASEAN setelah dua utusan ASEAN bertemu dengan pemimpin militer Myanmar, Min Aung Hlaing, di Naypyitaw, Myanmar. Sebelumnya, ASEAN telah melakukan upaya untuk mengakhiri krisis yang terjadi di Myanmar. Bagaimana awal ceritanya?

1. Dalam konferensi pers, Wakil Menteri Luar Negeri Myanmar bayangan, Moe Zaw Oo, mengatakan pihak ASEAN seperti tidak memiliki rencana yang solid. 

Pihak oposisi Myanmar merasa kehilangan kepercayaan kepada ASEAN dalam mengatasi masalah krisis di Myanmar. (Twitter.com/kzy_linn)

Dilansir dari Aljazeera.com, penentang kudeta militer Myanmar telah menyatakan bahwa mereka telah kehilangan kepercayaan pada upaya diplomatik regional ASEAN untuk mengakhiri krisis di Myanmar. Pihak ASEAN telah memimpin upaya diplomatik internasional utama untuk menemukan jalan keluar dari krisis yang terjadi di Myanmar, sebuah negara yang sedang dalam kacau balau sejak pihak militer telah menggulingkan pemerintah terpilih Myanmar, Aung San Suu Kyi, sejak tanggal 1 Februari 2021 lalu.

Menurut Wakil Menteri Luar Negeri Myanmar bayangan, Moe Zaw Oo, mengatakan pihaknya memiliki sedikit kepercayaan pada upaya yang dilakukan oleh ASEAN dan beranggapan semua harapannya telah hilang. Ia menambahkan tidak berpikir mereka memiliki rencana yang solid untuk kredibilitas mereka. Pernyataan tersebut disampaikan melalui konferensi pers secara live streaming yang terganggu di seluruh Myanmar akibat pemutusan internet.

Baca Juga: Pemerintah Tandingan Myanmar Ajak Rohingnya Bergabung Gulingkan Junta

Pada hari Kamis, 3 Juni 2021, lalu pihak Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) telah mengumumkan amandemen besar-besaran terhadap UU Kewarganegaraan Myanmar yang akan membuka jalan bagi pengakuan sebagian besar Muslim Rohingya sebagai Warga Negara Myanmar. Sekitar tahun 2017 lalu, ratusan ribu orang Rohingya memilih melarikan diri dari Myanmar setelah tindakan keras milier Myanmar yang brutal dan kini sedang dalam penyelidikan yang kemungkinan merupakan tindakan genosida. Di hari yang sama, Presiden Komite Palang Merah Internasional (ICRC), Peter Maurer, menjadi perwakilan paling senior dari organisasi internasional yang melakukan perjalanan ke Naypyitaw ketika ia bertemu dengan Min Aung Hlaing.

Maurer juga membahas penggunaan kekuatan selama operasi keamanan dan membuat kasus untuk akses kemanusiaan yang lebih baik ke daerah konflik serta untuk memulai kembali kunjungan penjara Palang Merah. Bagaimanapun, Min Aung Hlaing tidak berkomitmen tetapi tidak menolak permintaan Maurer. Sementara itu, Uni Eropa sedang merencanakan babak baru sanksi terhadap para jenderal yang berkuasa dan kepentingan perekonomian mereka dalam beberapa hari ke depan.

Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, mengatakan ada sanksi baris ketiga dalam persiapan yang akan disetujui dalam beberapa hari ke depan. Ia juga mengatakan bahwa upaya menemukan solusi politik untuk situasi Myanmar saat ini adalah milik ASEAN. Komunitas internasional semuanya mendukung peran mediasi ASEAN tetapi beberapa kekuatan Barat juga telah memberlakukan sanksi yang meningkat untuk menghukum kepemimpinan militer dan kepentingan ekonomi mereka.

2. Kubu Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) telah mengumumkan amandemen besar-besaran terhadap UU Kewarganegaraan Myanmar  

Pihak oposisi Myanmar merasa kehilangan kepercayaan kepada ASEAN dalam mengatasi masalah krisis di Myanmar. (Twitter.com/kzy_linn)

Baca Juga: Pemimpin ASEAN Dikabarkan Berkunjung ke Myanmar Pekan Ini

Verified Writer

Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya