TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Polisi Hong Kong Tangkap 5 Anggota Serikat Pekerja

Mereka juga membekukan aset yang terkait dengan serikat

Suasana di sekitar wilayah Hong Kong. (Pixabay.com/clachcl0)

Hong Kong, IDN Times - Kepolisian Hong Kong telah menangkap sebanyak 5 anggora serikat pekerja pada hari Kamis, 22 Juli 2021, waktu setempat dan ini merupakan lanjutan dari bagian tindakan keras pemerintah Hong Kong dalam menegakkan Undang-Undang Keamanan Nasional. Tak sampai di situ, kepolisian Hong Kong juga membekukan aset yang berkaitan dengan serikat pekerja tersebut. Bagaimana awal ceritanya?

1. Penyebabnya adalah 3 buku anak-anak yang diduga adalah metafora untuk krisis politik 

Kepolisian Hong Kong menangkap 5 orang serikat pekerja yang diduga melanggar Undang-Undang Keamanan Nasional. (Twitter.com/ktse852)

Dilansir dari Independent.co.uk, kepolisian Hong Kong telah menangkap 5 anggota serikat pekerja dan pengadilan menolak jaminan untuk 4 orang editor serta jurnalis dengan tuduhan membahayakan keamanan nasional, yang merupakan bagian dari tindakan keras yang meluas terhadap perbedaan pendapat di wilayah Hong Kong. Kelima orang yang ditangkap itu merupakan anggota Asosiasi Umum Terapis Bicara Hong Kong. Pihak asosiasi tersebut menerbitkan 3 buah buku anak-anak yang diduga pihak berwenang adalah metafora untuk krisis politik.

Kepolisian setempat mengkonfirmasi bahwa mereka menangkap 2 pria dan 3 wanita dari serikat pekerja, akan tetapi tidak mengidentifikasi mereka atau serikat pekerja tersebut. Kepolisian juga mengatakan bahwa mereka dicurigai berkonspirasi untuk menerbitkan, mendistribusikan, menampilkan, atau menyalin publikasi hasutan dengan maksud untuk menghasut kebencian, kekerasan, serta tindakan tidak mematuhi hukum lainnya terhadap otoritas Hong Kong dan peradilan oleh publik, khususnya anak-anak.

Polisi mengatakan mereka juga membekukan dana sebesar 160 ribu dolar Hong Kong atau setara dengan Rp298,4 juta dalam aset yang terkait dengan serikat pekerja.

Baca Juga: Demi Keselamatan, Organisasi Pro-Demokrasi Hong Kong Lepas Stafnya

2. Hubungan buku anak-anak tersebut dengan situasi politik di Hong Kong 

Ilustrasi seorang anak laki-laki sedang membaca buku anak-anak. (Pixabay.com/FrancineS0321)

Dalam beberapa bulan terakhir ini, pihak serikat pekerja menerbitkan 3 buku bergambar dalam bentuk eBook yang mencoba menjelaskan gerakan demokrasi Hong Kong kepada anak-anak. Pendukung demokrasi digambarkan sebagai domba yang hidup di desa yang dikelilingi serigala. Buku pertama berjudul "Guardians of Sheep Village" menjelaskan protes pro-demokrasi tahu 2019 lalu yang melanda wilayah Hong Kong.

Buku kedua yang berjudul "Janitors of Sheep Village" menggambarkan petugas kebersihan di desa mogok untuk mengusir serigala yang meninggalkan sampah di mana-mana. Pengantar buku menjelaskan bahwa itu adalah referensi ke pekerja medis Hong Kong yang mogok tahun 2020 lalu dalam upaya untuk memaksa pemerintah menutup perbatasan dengan Tiongkok pada awal pandemi COVID-19. Buku ketiga atau buku terakhir berjudul "The 12 Braves of Sheep Village" adalah buku yang menceritakan sekelompok domba yang melarikan diri dari desa mereka dengan menggunakan perahu karena serigala.

Ini merupakan referensi langsung yang mengarah ke 12 warga Hong Kong yang gagal
melarikan diri dengan speedboat tahun 2020 lalu ke Taiwan tetapi ditahan oleh penjaga pantai Tiongkok dan dipenjara.

Baca Juga: Jurnalis Media Pro-Demokrasi Hong Kong Apple Daily Ditangkap Polisi

Verified Writer

Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya