TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Polusi Udara, 8 Juta Orang Meninggal Tiap Tahun

Angka tersebut jauh lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya

Ilustrasi polusi udara. (Pixabay.com/pixel2013)

Massachusetts, IDN Times - Sebuah studi penelitian menunjukkan bahwa sebanyak lebih dari 8 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya yang disebabkan oleh polusi udara. Angka tersebut jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya yang mencapai 4,2 juta orang. Bagaimana awal ceritanya?

Baca Juga: Menyehatkan, 5 Makanan yang Ampuh Mengurangi Efek Buruk Polusi Udara

1. Penelitian juga menemukan hubungan tingkat polusi udara dan kematian akibat COVID-19

Ilustrasi polusi udara. (Pixabay.com/Chris_LeBoutillier)

Dilansir dari CNN, sebanyak lebih dari 8 juta orang di seluruh dunia meninggal setiap tahunnya akibat menghirup polusi udara yang tercemar mengandung partikel dari bahan bakat fosil. Pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara dan minyak menghasilkan gas rumah kaca yang memerangkap radiasi matahari di atmosfer dan menyebabkan terjadinya perubahan iklim. Tapi itu juga melepaskan partikel beracun kecil yang dikenal sebagai PM2.5. 

Cukup kecil kemungkinan untuk menembus jauh ke dalam paru-paru, namun partikel ini dapat memperburuk kondisi pernapasan seperti asma dan dapat menyebabkan terjadinya kanker paru-paru, penyakit jantung koroner, stroke, serta kematian dini. Penelitian ini juga menghubungkan antara tingkat polusi jangka panjang yang lebih tinggi dan lebih banyak kematian akibat COVID-19. Para peneliti dari Harvard University yang telah bekerja sama dengan University of Birmingham, University of Leicester, dan University College London menerbitkan sebuah studi penelitian dalam jurnal Enviromental Research pada hari Selasa, 9 Februari 2021, waktu setempat yang menemukan bahwa paparan materi partikulat dari emisi bahan bakar fosil menyumbang 18 persen dari total emisi bahan bakar fosil.

Pada tahun 2019 lalu, para ilmuwan memperkirakan sebanyak 4,2 juta orang meninggal akibat polusi udara di luar ruangan dan sebuah studi baru menunjukkan bahwa pada tahun 2018 lalu, diperkirakan sebanyak 8,7 juta orang meninggal akibat emisi bahan bakar fosil. Seorang profesor geografi fisik University College London, Eloise Marais, mengatakan penelitian tersebut merambah bukti yang semakin meningkat bahwa polusi udara dari bahan bakar fosil merusak kesehatan global.

2. Para ilmuwan menemukan Amerika Serikat bagian timur, Tiongkok, Eropa, India, serta Asia Tenggara merupakan wilayah yang terkena dampak paling parah

Ilustrasi pembakaran hutan. (Pixabay.com/FOTOKALDE)

Para ilmuwan menemukan beberapa wilayah seperti Amerika Serikat bagian timur, Tiongkok, Eropa, India, serta Asia Tenggara merupakan wilayah yang terdampak paling parah terkena polusi udara. Menurut data yang dikeluarkan, tingkat persentase sebesar 30,7 persen kematian berada di kawasan Asia Tenggara dan Timur, 16,8 persen di Eropa, dan 13,1 persen di Amerika Serikat yang disebabkan oleh polusi bahan bakar fosil. Untuk memodelkan pencemaran, para peneliti menggunakan data emisi dan meteorologi nyata, yang sebagian besar dari tahun 2012 lalu.

Tahun tersebut dipilih dengan alasan menghilangkan pengaruh fenomena El Nino, yang dapat memperburuk atau meningkatkan pencemaran tergantung pada wilayahnya. Mereka kemudian memperbarui data untuk mencerminkan penurunan sebanyak 44 persen polusi bahan bakar fosil di Tiongkok antara tahun 2012 dan 2018. Para peneliti memperkirakan bahwa langkah Tiongkok untuk mengurangi emisi bahan bakar fosil telah menyelamatkan sebanyak 2,4 juta nyawa di seluruh dunia, termasuk 1,5 juta diantaranya di Tiongkok.

Baca Juga: 9 Penyakit Ngeri akibat Polusi Udara, Pembunuh Perlahan

Verified Writer

Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya