TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sebanyak 50 Pasukan Houthi Dievakuasi ke Oman Dengan Pesawat PBB

Mereka akan dirawat di sana pada hari Senin ini

Ilustrasi pasukan Houthi di Yaman (twitter.com/i24NEWS_EN)

Sana'a, IDN Times - Para pasukan Houthi yang berjumlah 50 orang telah dievakuasi ke Oman menggunakan pesawat yang disponsori oleh PBB. Kabarnya, mereka akan dirawat di sana selama beberapa hari sejak hari Senin ini. Bagaimana awal ceritanya?

1. Tindakan ini merupakan tindakan penting dalam mengakhiri konflik perang di Yaman

twitter.com/MiddleEastEye

Dilansir dari BBC, sebuah pesawat yang disponsori oleh PBB mengangkut 50 pasukan Houthi yang mengalami luka-luka untuk diterbangkan ke Oman. Hal ini diungkapkan oleh sebuah kaolisi Arab Saudi-Uni Emirat Arab yang telah memerangi gerakan Houthi dan tindakan ini dinilai sebagai langkah dalam membangun kepercayaan diri untuk mengakhiri perang yang terjadi selama 4 tahun di Yaman serta mewujudkan perdamaian yang rencananya akan dibicarakan di Swedia.

Mereka dievakuasi pada hari Senin ini waktu setempat. Nasib para pasukan yang mengalami luka-luka telah menjadi batu sandungan bagi dimulainya putaran sebelumnya mengenai pembicaraan perdamaian yang sebelumnya dibatalkan pada bulan September lalu. "Sebuah pesawat yang disewa PBB akan tiba di bandara internasional Sanaa Senin untuk mengevakuasi 50 pejuang yang terluka ditemani oleh tiga dokter Yaman dan seorang dokter PBB, dari Sana'a ke Muscat," ungkap juru bicara koalisi, Turki Al Maliki, seperti yang dikutip dari The Guardian.

2. Sekjen PBB berharap pembicaraan tersebut akan berlangsung pada tahun ini

twitter.com/UN_Spokesperson

Usulan pembicaraan damai yang ditengahi oleh PBB telah didukung oleh kedua belah pihak, baik itu koalisi Arab Saudi-Uni Emirat Arab maupun koalisi Yaman. Sekjen PBB, Antonio Guterres, berharap pembicaraan bisa terjadi pada tahun ini. Pemberontak Houthi mengatakan mereka akan hadir jika mereka dijamin dalam perjalanan yang aman.

Sebelumnya, pembatalan yang direncanakan pada bulan September lalu beralasan bahwa PBB tidak menjamin akan berlangsung aman. Sebelumnya pada tahun 2016 lalu di Kuwait setelah 106 hari melakukan negosiasi meninggalkan delegasi pemberontak terdampar di Oman selama 3 bulan. Utusan PBB, Martin Griffiths, mengadakan pembicaraan secara terpisah dengan para pejabat dari kedua pihak yang bertikai sebagai bagian dari upaya untuk meletakkan dasar bagi pembicaraan di Swedia. 

Baca Juga: Akibat Perang di Yaman, 85 Ribu Anak Meninggal Karena Malnutrisi

Verified Writer

Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya