TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Senator Oposisi di Brazil Ajukan Tuntutan Pidana pada Bolsonaro

Ini berkaitan dengan pembelian kontroversial vaksin COVID-19

Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, sedang berpidato di sebuah pertemuan pada Desember 2020. (Facebook.com/Jair Messias Bolsonaro)

Brasilia, IDN Times - Senator oposisi Brazil mengajukan tuntutan pidana pada hari Senin, 28 Juni 2021, waktu setempat terhadap Presiden Brazil, Jair Bolsonaro. Hal ini berkaitan dengan pembelian vaksin COVID-19 yang terdengar kontroversial. Bagaimana awal ceritanya?

1. Keluhan itu muncul setelah komisi Senat Brazil menyelidiki respons pandemi COVID-19 oleh pemerintah Brazil  

Senator Brazil, Randolfe Rodrigues. (Instagram.com/randolferodrigues)

Dilansir dari Aljazeera.com, seorang senator oposisi di Brazil telah mengajukan tuntutan pidana terhadap Bolsonaro ke Mahkamah Agung Brazil dengan mendesak penyelidikan atas dugaan penyimpangan dalam pembelian vaksin COVID-19. Keluhan itu muncul setelah komisi Senat Brazil yang menyelidiki respons pandemi COVID-19 pemerintah Brazil mengungkap tuduhan eksplosif pekan lalu bahwa Bolsonaro tahu mengenai dugaan korupsi dalam kesepakatan Brazil senilai 300 juta dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp4,35 triliun untuk vaksin Covaxin buatan India dan gagal campur tangan.

Senator Randolfe Rodrigues mengatakan dia telah mengajukan tuntutan ke Mahkamah Agung untuk menyelidiki Bolsonaro karena tuduhan serius dan karena Bolsonaro tidak mengambil tindakan apapun setelah dibantu mengenai adanya skema korupsi raksasa di Kementerian Kesehatan Brazil. Kantor Kepresidenan Brazil masih belum berkomentar mengenai ini. Meski demikian, Bolsonaro justru membantah melakukan kesalahan dalam kesepakatan untuk membeli vaksin yang dikembangkan oleh Bharat Biotech India, dengan mengatakan padahari Senin, 28 Juni 2021, waktu setempat bahwa dia tidak mengetahui adanya penyimpangan.

Baca Juga: Profil Jair Bolsonaro, Presiden Brasil Ahli Terjun Payung dan Menyelam

2. Kontrak Bharat Biotech India masih sedang diselidiki oleh jaksa federal dan anggota parlemen Brazil 

Presiden Brazil, Jair Bolsonaro. (Instagram.com/jairmessiasbolsonaro)

Sampai saat ini, nilai kontrak Bharat Biotech India masih sedang dalam tahap penyelidikan oleh jaksa federal dan anggota parlemen Brazil untuk melihat mengapa pemerintah Brazil dapat mencapai kesepakatan yang cepat dengan perantara perusahaan setelah penawaran vaksin COVID-19 dari Pfizer dengan harga yang lebih murah diabaikan. Nilai kontrak tersebut diketahui mencapai 320 juta dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp4,64 triliun untuk 20 juta dosis vaksin Bharat Biotech India.

Jaksa mengutip harga tersebut relatif tinggi, pembicaraan cepat, dan persetujuan peraturan yang tertunda sebagai tanda bahaya untuk kontrak yang ditandatangani pada bulan Februari 2021 lalu. Masih harus dilihat apakah pengajuan oleh Rodrigues akan diterima oleh Mahkamah Agung Brazi. Akan tetapi, kasus ini justru berisiko merusak Bolsonaro secara politik pada saat dukungannya berkurang dan jajak pendapat menempatkannya jauh di belakang mantan Presiden Brazil sayap kiri, Luiz Inacio Lula da Silva, menuju Pemilu Presiden Brazil tahun 2022 ini.

Baca Juga: Diduga Terlibat Pembalakan, Menteri Lingkungan Hidup Brasil Mundur

Verified Writer

Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya