TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Seorang Bayi Lahir Selamat Dari Rahim Transplantasi Milik Orang Mati

Ini merupakan kasus yang pertama kali terjadi di dunia

twitter.com/cnni

Sao Paulo, IDN Times - Proses kelahiran seorang bayi dengan menggunakan rahim hasil transplantasi orang meninggal berhasil dilakukan. Bayi tersebut diketahui lahir di Brazil, tepatnya di kota Sao Paulo. Para dokter yang menangani proses kelahiran ini begitu bangganya bisa menjalankan tugasnya dengan lancar. Bagaimana awal ceritanya?

1. Operasi ini memakan waktu selama 10 jam

ctvnews.ca

Dilansir dari BBC, seorang bayi berjenis kelamin perempuan telah lahir menggunakan rahim hasil transplantasi dari orang meninggal. Operasi ini memakan waktu selama 10 jam dan berlangsung dengan lancar. Sebuah studi kasus di Brazil menunjukkan bahwa pendonoran rahim dari orang yang telah meninggal adalah jalan potensial pengobatan untuk wanita dengan infertilitas uterus.

Padahal sebelumnya sudah ada 39 kasus proses kelahiran menggunakan transplantasi rahim dari orang yang masih hidup, termasuk seorang ibu yang tidak diketahui namanya ini menyumbangkan rahim mereka kepada putri mereka yang berhasil melahirkan 11 orang anak. Sebelumnya, ada 10 kasus transplantasi menggunakan rahim orang meninggal dan semuanya berakhir dengan keguguran. Transplantasi rahim sendiri merupakan salah satu cara di bidang kedokteran yang sedang berkembang, namun para dokter sangat eksperimental serta operasi yang sangat sulit untuk diselesaikan.

2. Penerima donor rahim ini diketahui menderita sindrom Mayer-Rokitansky-Kuster-Hauser

twitter.com/VIPortalINC

Wanita penerima donor rahim berusia 32 tahun yang tidak diketahui namanya ini ternyata menderita sindrom Mayer-Rokitansky-Kuster-Hauser, dimana sindrom tersebut mempengaruhi sekitar 1 dari 4.500 wanita yang menyebabkan vagina dan rahim gagal terbentuk dengan baik. Namun demikian, indung telurnya dalam keadaan baik-baik saja sehingga dokter dapat membuang telurnya serta membuahi mereka dengan sperma hasil donor yang dibekukan.

Wanita tersebut diberi obat yang melemahkan sistem kekebalannya untuk mencegah tubuhnya menyerang dan menolak transplantasi. Sebelum transplantasi dilakukan, wanita ini menjalani satu siklus in-vitro fertilization selama 4 bulan dan menghasilkan 8 telur yang dibuahi di cryopreserved. Untuk pendonor sendiri diketahui wanita berusia 45 tahun yang sudah meninggal akibat pendarahan subarachnoid, suatu penyakit stroke yang melibatkan pendarahan di dalam otak.

Baca Juga: Dokter Tiongkok Ini Yakin Bisa Lakukan Transplantasi Kepala Pertama di Dunia

Verified Writer

Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya