TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Taliban Larang Semua Wanita Mandi di Tempat Pemandian Umum

Aturan tersebut ternyata pernah diterapkan sebelumnya

Ilustrasi tempat permandian umum. (Pixabay.com/LisaRedfern)

Kabul, IDN Times - Kelompok Taliban, yang kini memimpin Afghanistan, menerapkan aturan larangan mandi di tempat pemandian umum bagi semua wanita pada Jumat (7/1/2022) waktu setempat. Sebelumnya, aturan tersebut pernah diterapkan di tahun 1996-2001 lalu.

1. Para wanita Afghanistan khawatir larangan itu akan diperluas di wilayah lainnya 

Ilustrasi perempuan di Afghanistan (unsplash.com/@wanman)

Dilansir dari The Guardian, aturan kelompok Taliban dengan melarang para wanita mandi di tempat pemandian umum memicu kemarahan.

Penggunaan pemandian, atau dengan istilah hammam, dalah tradisi kuno yang bagi banyak orang tetap menjadi satu-satunya kesempatan untuk mandi air hangat selama musim dingin yang sangat dingin di Afghanistan.

Para wanita Afghanistan mengatakan ini adalah contoh dari kelompok Taliban yang memperketat cengkeramannya dan melanggar hak-hak dasar mereka.

Mereka juga khawatir larangan tersebut akan diperluas ke wilayah Afghanistan lainnya.

Aturan tersebut juga pernah diterapkan selama pemerintahan Taliban tahun 1996-2001 lalu. Sebagian besar pemandian kuno yang diabaikan selama bertahun-tahun dan dihidupkan kembali hanya setelah invasi pimpinan AS tahun 2001 lalu.

Akan tetapi, komandan Taliban lainnya, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan bahwa dia tidak mendukung keputusan tersebut serta menambahkan para pemimpin baru Afghanistan harus fokus pada perjuangan yang lebih besar.

Baca Juga: Taliban Lancarkan Operasi Menumpas ISIS-K di Afghanistan Selatan

2. Sebagian besar rumah tangga di kawasan Afghanistan bagian utara tidak memiliki fasilitas pemanas air

Ilustrasi tempat permandian umum. (Pixabay.com/Photorama)

Sebagian besar wanita di wilayah barat laut Herat, di mana hanya 39 persen lingkungan yang memiliki akses air dan sanitasi yang memadai.

Seorang anggota organisasi nirlaba Visions for Children di Afghanistan, Winuss Azizi,
mengatakan sebagian besar rumah tangga di Herat dan Mazar-i-Sharif tidak memiliki kapasitas atau fasilitas untuk memanaskan air dalam jumlah besar.

Ia menjelaskan bahwa agamanya mewajibkan pembersihan agama setelah menstruasi, melahirkan dan hubungan seksual, yang banyak dikunjungi pemandian.

Seorang wanita yang tinggal di Herat bernama Lina Ebrahimi mengatakan ia memiliki rumah kecil tanpa ruang untuk kamar mandi lengkap dengan air panas dan itulah sebabnya ia sering pergi ke tempat pemandian umum (hammam).

Direktur asosiasi hak-hak perempuan Human Rights Watch, Heather Barr, mengatakan dia merasa geram pada kekejaman menolak perempuan satu-satunya bantuan tanpa alasan sama sekali.

"Mereka tampaknya memiliki niat untuk ingin ikut campur dalam setiap aspek kehidupan wanita. Kami mendengar peringatan dari wanita Afghanistan sejak awal, dengan mengatakan bahwa situasinya akan menjadi lebih buruk dan kini kami melihat bukti bahwa mereka benar," ungkap penjelasan dari Heather Barr yang dilansir dari The Guardian.

Baca Juga: Afghanistan Tak Kibarkan Bendera Taliban saat Jumpa Timnas

Verified Writer

Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya