TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dikonsumsi Pasien Virus Corona, Obat HIV di Tiongkok Kian Langka

Pasien HIV terancam tidak bisa dapat obat dalam waktu dekat

Para pekerja memakai baju pelindung melakukan tes RNA pada spesimen di dalam laboratorium di pusat pencegahan dan kontrol penyakit, saat negeri tersebut sedang terjadi penularan virus corona baru, di Taiyuan, provinsi Shanci, Tiongkok, pada 14 Februari 2020. Foto diambil tanggal 14 Februari 2020. ANTARA FOTO/cnsphoto

Jakarta, IDN Times - Semakin bertambahnya jumlah orang yang positif tertular virus corona terbaru yakni COVID-19 di Tiongkok, membuat pasien HIV di negara itu merasa khawatir. Obat yang biasa mereka konsumsi kini dipakai juga untuk mengobati pasien virus corona.

Pemerintah Tiongkok berusaha untuk membendung penyebaran virus corona tersebut. Mereka memberikan obat yang biasa diberikan untuk pasien HIV kepada pasien COVID-19. COVID-19 telah menelan lebih dari 2.000 korban dan menginfeksi lebih dari 74.000 orang di Tiongkok.

Baca Juga: WHO: Vaksin Virus Covid-19 Baru Tersedia 1,5 Tahun lagi

1. Obat yang digunakan pasien HIV bisa digunakan untuk pasien COVID-19

Pasien virus corona COVID-19 (ANTARA FOTO/China Daily via REUTERS)

Meski belum ada uji klinis, Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok memberikan pernyataan bahwa obat HIV lopinavir/ritonavir dapat juga dicoba untuk mengobati pasien COVID-19, dilansir dari Antara. Hal itulah yang memicu banyaknya pembelian obat-obatan seperti Kaletra, atau yang dikenal sebagai Aluvia, yang dalam nama patennya disebut lopinavir/ritonavir dari AbbVie.

Seorang pegiat AIDS yang menderita HIV mengatakan kepada Reuters bahwa ia telah membuat grup chat bagi lebih dari 100 orang pasien HIV yang berasal dari Hubei, pusat wabah virus corona. Dari situlah ia membantu membagikan pasokan obat-obatan yang kian terbatas itu.

2. Pasien HIV di Tiongkok harus berbagi obat dengan pasien COVID-19

Pekerja medis rumah sakit pengobatan tradisional Tiongkok (TCM) menyiapkan bungkusan TCM saat negeri tersebut sedang terjadi penularan virus corona baru di Fuzhou, provinsi Jiangxi, Tiongkok, pada 17 Februari 2020. Foto diambil tanggal 17 Februari 2020. ANTARA FOTO/China Daily via REUTERS

Berdasarkan hasil survei dari United Nations Programme on HIV and AIDS (UNAIDS), lebih dari 1.000 orang yang menderita HIV di Tiongkok sangat terganggu dengan adanya virus corona baru ini. Virus mematikan tersebut sangat berdampak pada kehidupan mereka karena orang yang positif COVID-19 kini mengonsumsi obat yang biasa mereka konsumsi.

Hampir sepertiga dari pengidap HIV menilai isolasi dan pembatasan ruang gerak di Tiongkok akan berdampak pada habisnya stok obat HIV dalam waktu dekat. Sebab, karantina dan isolasi tersebut membuat UNAIDS kesulitan, bahkan tidak dapat lagi memasok kembali obat-obatan penting ini.

Baca Juga: Sampai Manakah Progres Pembuatan Vaksin Virus Corona? Ini Faktanya!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya