TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dipaksa Nikah, Gadis Swedia Disarankan Pakai Sendok di Celana Dalam

Banyak yang ditipu ortu mereka sendiri saat diajak ke luar negeri

Wallhere.com/wallhaven

Gothenburg, IDN Times - Sebuah kota di Swedia dilaporkan telah menasihati para gadis yang takut dibawa ke luar negeri karena dipaksa menikah atau menjalani female genital mutilation (FGM) atau sunat, untuk menyelipkan sendok di celana dalam mereka sebelum pergi melalui keamanan bandara.

South China Morning Post (22/5/2018) melaporkan, Katarina Idegard, penanggung jawab masalah kekerasan terhadap kehormatan perempuan Swedia mengatakan, staf bandara di Gothenburg telah diberitahu bagaimana menanggapi keadaan seperti itu.

"Sendok akan memicu detektor logam ketika Anda melewati pemeriksaan keamanan," katanya. "Anda akan disisihkan dan Anda kemudian dapat berbicara dengan staf secara pribadi."

"Ini adalah kesempatan terakhir untuk 'membunyikan alarm,'" tambah Idegard.

1. Belum ada data korban nikah paksa yang akurat di Swedia

Data nikah paksa di Inggris | Communitypractitioner.co.uk

Walau demikian, Idegard menyebut belum ada data akurat mengenai jumlah gadis Swedia yang dibawa ke luar negeri untuk pernikahan paksa. Sambungan hotline nasional menerima 139 panggilan pada 2017 tahun lalu tentang pernikahan anak atau pernikahan paksa.

"Terkait hal ini, para aktivis akan mendorong kota-kota lain untuk mengikuti jejak Gothenburg dan mengadopsi inisiatif penggunaan sendok dalam celana dalam," papar Idegard.

2. Ide sendok di celana dalam berasal dari sebuah badan amal Inggris

Pendiri Karma Nirvana Jasvinder Sanghera | Twitter.com/abpl_group

South China Morning Post juga merilis, ide untuk menyelipkan sendok di celana dalam ini berasal dari sebuah badan amal Inggris Karma Nirvana, yang mengklaim bahwa taktik itu telah menyelamatkan sejumlah gadis di Inggris dari perkawinan paksa.

Badan amal itu mengatakan, menyembunyikan sendok di celana dalam mereka adalah cara yang aman bagi para gadis untuk memperingatkan pihak berwenang, yang seringkali sulit jika mereka terus-menerus dikelilingi oleh keluarga.

3. Meningkat selama liburan sekolah

Gadis-gadis Swedia | Flickr.com/Peter Salanki

Katarina Idegard kemudian mengatakan, sekolah dan pekerja sosial diminta untuk ekstra waspada menjelang liburan musim panas, ketika anak-anak perempuan dari komunitas diaspora lebih mungkin untuk dibawa ke luar negeri.

"Kami melakukan ini sekarang karena risiko pernikahan paksa dan FGM meningkat selama liburan sekolah, terutama liburan musim panas yang panjang," kata Idegard.

Perkawinan paksa dan FGM adalah ilegal di Swedia. Bahkan jika dilakukan di luar negeri, dan dapat dihukum dengan hukuman penjara.

Verified Writer

Dian Farida Hanum

Bismillah...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya