TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mantan Pelatih Skating Korsel Dipenjara karena Pelecehan

Cho Jae-beom dihukum penjara selama lebih dari 10 tahun

Tim short track speed skating Korea Selatan pada Olimpiade Pyeongchang 2018. instagram.com/pyeongchang2018

Seoul, IDN Times - Pengadilan Korea Selatan pada hari Kamis (21/01) telah menghukum seorang mantan pelatih speed skating nasional dengan hukuman penjara selama lebih dari satu dekade lantaran kasus pelecehan seksual terhadap atlet.

Dilansir dari The Japan Times, Shim Suk-hee, atlet nasional speed skating, mengajukan pengaduannya atas mantan pelatihnya, Cho Jae-beom pada Januari 2019. Shim menuduh Cho telah melakukan pelecehan seksual selama bertahun-tahun kepada dirinya. 

1. Cho Jae-beom semula dituduh melakukan penyerangan fisik dan verbal pada beberapa atlet

Ilustrasi kekerasan fisik. pexels.com/Karolina Grabowska

Semula, Cho Jae-beom yang melatih para atlet top Korea Selatan, pertama kalinya dituduh telah melakukan penyerangan fisik dan verbal oleh beberapa atlet, termasuk mantan peraih medali emas Shim Suk-hee. Tuduhan tersebut pertama kali dilontarkan setelah muncul gerakan #MeToo, sejumlah atlet Korea Selatan bersuara atas tindakan pelecehan pelatihnya terhadap mereka. Hal ini membuat Cho dijatuhi hukuman 10 bulan penjara, pada awal tahun 2018. 

Akan tetapi, Shim pada Januari tahun lalu membuat pengaduan baru. Ia mengatakan bahwa perbuatan yang dilakukan Cho itu jauh lebih kejam dari apa yang telah terungkap. Shim kemudian menuduhnya telah melakukan pemerkosaan dan pelecehan seksual.

Melansir dari BBC, Shim mengungkapkan bahwa ia telah mengalami pelecehan seksual pada tahun 2014 ketika ia masih berstatus sebagai pelajar. Perbuatan tersebut berlanjut sampai sesaat sebelum kompetisinya di Olimpiade Pyeongchang. 

Baca Juga: Parlemen Korea Selatan Setujui UU Anti Korea Utara

2. Korban menderita kerusakan mental akibat pelecehan seksual yang terjadi bertahun-tahun kepadanya

Shim Suk Hee, atlet speed skating Korea Selatan. instagram.com/pyeongchang2018

Di sisi lain, Cho mengakui kekerasan fisik dan verbal yang telah ia lakukan namun membantah tuduhan atas pemerkosaan dan pelecehan seksual. Pada hari Kamis (21/01), Pengadilan di Suwon memutuskan dia bersalah dalam berbagai dakwaan, menjatuhkan hukuman 10 tahun enam bulan penjara, serta 200 jam rehabilitasi. 

Dalam sebuah pernyataan, pengadilan mengatakan bahwa Cho "melakukan pelecehan seksual dan dan penganiayaan terhadap korban selama bertahun-tahun" dan memanfaatkan "ketidakmampuan korban untuk melawan" karena posisi kewenangannya dan penganiayaan fisik yang telah dilakukan sebelumnya kepada korban.

"Terdakwa sedang dalam proses membangun karirnya sebagai pelatih tim speed skating jarak pendek nasional, tetapi di balik itu, dia secara rutin telah memperkosa dan menganiaya murid di bawah umur selama bertahun-tahun," kata pengadilan. Mereka juga menambahkan bahwa Shim telah menderita kerusakan mental yang serius karena kekerasan seksual yang dideritanya sejak masa kanak-kanak hingga remaja. 

Hakim mengatakan, setelah Shim berani mengumpulkan keberanian untuk mengungkap kejahatan terdakwa, dia harus menanggung trauma psikologi lagi selama dua tahun proses penyelidikan dan persidangan. 

3. Shim berharap tindakannya dapat membantu para korban pelecehan seksual agar berani bersuara

Shim Suk Hee dalam ajang Olimpiade Pyeongchang 2018. Instagram.com/pyeongchang2018

"Putusan itu menegaskan bahwa perbuatan terdakwa adalah kejahatan serius yang tidak boleh ditolerir dalam masyarakat kita, dan menunjukkan bagaimana sisi tergelap dari masyarakat kita harus ditangani di masa depan," ujar Pengacara Shim dalam sebuah pernyataan.

Pengacara Shim menambahkan, Shim berharap dengan tulus bahwa keputusan hari ini akan membantu para korban di mana pun dalam masyarakat kita untuk bersuara dan insiden semacam ini tidak akan terulang lagi.

Baca Juga: #JeonginImSorry untuk Bayi Korban Kekerasan di Korea Selatan

Verified Writer

Dianti A

Umbi bertumbuh

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya