TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Pemimpin Sayap Kanan yang Naik Tahta Sepanjang 2022

Nilai-nilai konservatif dan anti-imigran jadi primadona

Presiden Korsel Suk Yeol Yoon dari Partai People Power (instagram.com/sukyeol.yoon)

Jakarta, IDN Times -  Sejak beberapa tahun lalu, terjadi peningkatan intensitas dukungan masyarakat terhadap partai dan politisi sayap kanan. Ini bisa dilihat dari jumlah raihan suara mereka pada pemilu yang meningkat secara signifikan.

Selama ini, partai beraliran kiri dan tengah lebih banyak disukai, tetapi kini posisi mereka mulai goyah bahkan sudah tergantikan oleh partai-partai sayap kanan radikal. Ada banyak faktor yang bisa menjelaskan fenomena ini.

Peneliti asal Belanda, Cas Mudde dalam siniarnya bersama NPR menyampaikan bahwa faktor pendorong kenaikan popularitas partai sayap kanan di Italia dan Swedia adalah kecenderungan masyarakat yang menuntut pengetatan regulasi imigrasi serta proteksi terhadap risiko integrasi (kerjasama internasional dan globalisasi). 

Pada tahun 2022 ini, ada beberapa negara yang melakoni pemilihan umum. Beberapa di antaranya dimenangkan oleh perwakilan partai sayap kanan. Berikut nama-nama pemimpin sayap kanan dunia yang naik tahta tersebut. 

 

 

1. Bongbong Marcos (Filipina) 

Presiden Filipina dari partai sayap kanan, Bongbong Marcos (instagram.com/bongbongmarcos)

Bongbong Marcos merupakan politisi partai sayap kanan Filipina, Kilusang Bagong Lipunan. Namanya cukup familier karena ia merupakan putra dari mendiang diktator Ferdinand Marcos. Melansir Time, Ferdinand Marcos kehilangan kursi presidensinya setelah revolusi rakyat pada Februari 1986. Sejak itu pula, keluarga Marcos mengasingkan diri ke Hawaii. 

Namun, perlahan mereka melakukan upaya rebranding dengan memeluk beberapa media massa Filipina serta membentuk koalisi dengan klan Duterte lewat sang putri, Sara. Pada Juni 2022, Bongbong Marcos resmi dilantik menjadi presiden Filipina dengan Sara Duterte sebagai wakilnya. 

Sejak revolusi 1986, Filipina menjadi negara Asia Tenggara kedua setelah Singapura yang menganut demokrasi. Namun, beberapa tahun belakangan sejak kemunculan Rodrigo Duterte, nilai-nilai demokrasi di negara tersebut mulai memudar. 

2. Viktor Orbán (Hungaria) 

Perdana Menteri Hungaria dari Partai Fidesz, Viktor Orban (instagram.com/orbanviktor)

Partai Fidesz yang menaungi Viktor Orban adalah kasus yang menarik di Hungaria. Sejak 1997 mereka berubah haluan menjadi partai sayap kanan dan berkoalisi dengan Christian Democratic People's Party (KDNP). Pada tahun 1998, mereka memenangkan pemilu dan Orban dilantik menjadi Perdana Menteri. 

Rakyat Hungaria sempat beralih ke partai-partai sayap kiri dan liberal seperti Partai Sosialis Hungaria (MSZP) dan Alliance of Free Democrats (SZDSZ). Namun, pada 2010-an Fidesz kembali merebut hegemoninya di Hungaria. Selama beberapa kali pemilu, terakhir April 2022 lalu, partai Fidesz dan ikon mereka Orban berhasil bertahan dan terpilih kembali. Sejak Orban berkuasa pun, Hungaria kehilangan banyak poin dalam indeks demokrasi. 

Tahun ini, Orban memanfaatkan Perang Rusia/Ukraina sebagai cara untuk merebut suara rakyat. Seperti kita tahu, Hungaria di bawah Orban cenderung mendekat ke Rusia dengan dalih mementingkan kebutuhan rakyat sipil akan pasokan energi. 

Baca Juga: Yoon Suk-yeol Resmi Dilantik Jadi Presiden Korea Selatan

3. Yoon Suk-Yeol (Korea Selatan) 

Presiden Korsel Suk Yeol Yoon dari Partai People Power (instagram.com/sukyeol.yoon)

Pemimpin sayap kanan juga terpantau berkuasa di Korea Selatan. Ia adalah Yoon Suk-Yeol asal partai beraliran konservatif, People Power Party. Kemenangan Yoon pada pemilu 2022 sebenarnya sudah bisa beberapa tahun sebelumnya. Melansir tulisan Stella Finlay dan Dr Jay Song dari University of Melbourne, sejak tahun 2020-an terjadi peningkatan minat pada nilai-nilai konservatif di Korea Selatan. 

Dukungan utamanya ternyata datang dari laki-laki muda Korsel. Menurut survei yang dilakukan Korean Women’s Development Institute pada 2019, kebanyakan laki-laki Korea merasa berada di posisi yang tidak menguntungkan dengan adanya kebijakan wajib militer.

Mereka juga merasa kehilangan banyak privilese dengan adanya regulasi kesetaraan gender. Yoon seakan mengamini aspirasi tersebut dengan menjanjikan kebijakan penghapusan Kementerian Kesetaraan Gender di Korea Selatan ketika ia terpilih. 

4. Zeljka Cvijanovic (Bosnia Herzegovina) 

Željka Cvijanović bersama sekutu terdekatnya, Milorad Dodik dari Partai SNSD (instagram.com/zeljka.cvijanovic)

Bosnia Herzegovina adalah negara yang menganut sistem presidensial yang cukup unik. Untuk mewadahi aspirasi warganya yang multietnik, Bosnia Herzegovina pun menunjuk tiga presiden sekaligus. 

Salah satu yang terpilih tahun 2022 ini adalah Zeljka Cvijanovic dari Partai Alliance of Independent Social Democrats (SNSD) yang juga diwakili oleh Milorad Dodik. Dodik yang masa jabatannya berakhir tahun ini sempat membuat beberapa wacana kontroversial. Termasuk mengampanyekan kemerdekaan Republika Srpska dari Bosnia dan menyatakan dukungan terhadap Vladimir Putin. 

5. Ulf Kristersson (Swedia) 

Perdana Menteri Swedia, Ulf Kristersson dari Partai Moderat yang didukung koalisi sayap kanan (instagram.com/kristerssonulf)

Sejarah terjadi di Swedia ketika akhirnya Ulf Kristersson terpilih menjadi perdana menteri. Ia merupakan perwakilan koalisi Partai Moderat, Christian Democrats, dan Liberal (semuanya sayap tengah), tetapi mendapat dukungan penuh dari partai sayap kanan ekstrim, Sweden Democrats. 

Terpilihnya Kristersson menandai kejatuhan dominasi partai kiri, Partai Sosial Demokrat. Partai kiri tersebut menguasai pemerintah Swedia sejak tahun 1920-an. Banyak pengamat yang menilai pergeseran tersebut dipicu oleh peningkatan jumlah geng kriminal yang beranggotakan imigran. 

Baca Juga: 5 Fakta Giorgia Meloni, Perdana Menteri Perempuan Italia Pertama

Verified Writer

Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya