TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

10.000 Warga China Terjebak di Pos Perbatasan Myanmar 

Ribuan warga China melarikan diri ke Myanmar ingin pulang

Ilustrasi COVID-19 di Tiongkok (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Jakarta, IDN Times - Lebih dari 10.000 warga negara China terjebak di pos perbatasan Ruili, Provinsi Yunnan, yang berbatasan dengan Myanmar. Media China menyebut mereka hendak menyerahkan diri untuk pulang ke negaranya karena situasi politik di Myanmar memburuk dan juga pandemik COVID-19.

Dikutip dari ANTARA, ribuan orang ini sebelumnya melarikan diri ke Myanmar karena beberapa kasus kejahatan lintas-batas, seperti penipuan melalui alat telekomunikasi.

Baca Juga: China Diam-Diam Kirim Vaksin ke Etnis Pemberontak Myanmar

1. Ribuan warga China terjebak dalam antrean panjang di pos perbatasan

Ilustrasi - Situasi COVID-19 di Myanmar. (ANTARA FOTO/REUTERS / Issei Kato)

Kepulangan warga China itu ternyata tidak berlangsung mulus. Mereka terjebak dalam antrean panjang di pos perbatasan karena  protokol kesehatan ketat yang diterapkan oleh otoritas China.

"Hanya seratus orang per hari yang diizinkan melintas pos perbatasan Ruili. Mereka harus menunjukkan hasil tes PCR. Yang positif langsung dikirim ke fasilitas perawatan khusus, yang negatif langsung karantina," kata seorang petugas di Ruili seperti dikutip Global Times, Minggu (3/10/2021).

 

2. Pemerintah China meminta warganya di Myanmar untuk menyerahkan diri

Pendemo memprotes kudeta militer di Yangon, Myanmar, Rabu (17/2/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer

Derasnya gelombang kepulangan warga China itu terjadi setelah pemerintah China meminta warganya di Myanmar untuk mendaftarkan identitas diri.

Kepada sejumlah media, pemerintah Ruili mengatakan bahwa regulasi baru tersebut dikeluarkan terkait situasi politik yang memanas dan  kasus COVID-19 di Myanmar memburuk.

Perkembangan itulah yang menjadikan warga China di Myanmar berbondong-bondong untuk menyerahkan diri kepada otoritas China.

Para warga itu berasal dari beberapa provinsi di China, seperti Hubei, Jiangxi, dan Henan. Provinsi-provinsi tersebut telah memberikan tenggat kepada para pelaku untuk menyerahkan diri.

Kota Tianmen di Provinsi Hubei memberikan tenggat sejak 15 Juni bagi siapa pun untuk menyerahkan diri. Jika tidak melewati batas waktu tersebut, mereka akan diberi keringanan hukuman.

Baca Juga: 38 Pesawat Tempur China Terobos Wilayah Udara Taiwan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya