TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ukraina Minta Pemimpin Rusia Termasuk Putin Diadili secara In Absentia

Ukraina menyerukan permintaan tersebut

Presiden Rusia Vladimir Putin menyaksikan parade militer pada Hari Kemenangan. (sumber: www.reuters.com)

Jakarta, IDN Times - Jaksa Agung Ukraina Andriy Kostin meminta para pemimpin Rusia diadili atas invasinya terhadap Ukraina, walaupun tidak bisa ditangkap dan dibawa ke pengadilan secara langsung.

Dilansir ANTARA, Kostin mengatakan kepada Reuters bahwa rencana peradilan kejahatan akibat agresi tersebut harus juga meliputi persidangan in absentia.

Hal itu disampaikan Kostin pada Kamis (23/3/2023), saat tiba di kota Den Haag di Belanda yang merupakan markas Pengadilan Kejahatan Internasional (ICC).

Baca Juga: Selain Vladimir Putin, Ini 3 Kepala Negara yang Pernah Didakwa ICC

Baca Juga: ICC Mau Tangkap Putin, Rusia Cuek Lanjut Gempur Ukraina

1. ICC tak bisa mengadili kejahatan agresi

Presiden Rusia Vladimir Putin terlihat saat liburannya di Siberia, Rusia, pada 6 Oktober 2019. (ANTARA FOTO/Sputnik/Alexei Druzhinin/Kremlin via REUTERS)

Pernyataan Kostin tersebut disampaikan setelah dirinya bertemu dengan jaksa agung ICC, yang pekan lalu mengeluarkan perintah penangkapan Presiden Rusia Vladimir Putin dan komisioner urusan anak di Rusia atas tuduhan deportasi paksa terhadap anak-anak Ukraina ke Rusia.

Meskipun bisa mengadili kejahatan terhadap kemanusiaan, kejahatan perang, dan genosida di Ukraina, ICC tidak bisa mengadili kejahatan agresi lantaran kendala hukum.

Baca Juga: Pengadilan Kriminal Internasional Rilis Surat Penangkapan Putin

2. Munculnya dukungan internasional

Ilustrasi - Orang-orang menghadiri upacara penghormatan kepada para pembela Ukraina yang gugur, termasuk tentara yang tewas dalam pertempuran dengan pemberontak pro-Rusia di bandara Donetsk hari ini pada tahun 2015, di sebuah peringatan di dekat markas besar Kementerian Pertahanan di Kyiv, Ukraina, Kamis (20/1/2022). (ANTARA FOTO/Ukrainian Presidential Press Service/Handout via REUTERS.)

Sementara itu, mengutip The Guardian, dukungan internasional tumbuh untuk pembentukan pengadilan khusus yang akan mengadili para pemimpin Rusia atas invasi yang sudah berusia 13 bulan kepada Ukraina, yang dianggap oleh Ukraina dan para pemimpin negara Barat sebagai kejahatan agresi.

"Saya percaya itu bisa (diadakan) in absentia, karena penting untuk menyampaikan masalah keadilan untuk kejahatan internasional sekalipun pelakunya tak bisa hadir di pengadilan," kata Kostin.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya