TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

AS dan Eksekutif Huawei Capai Kesepatan Tuduhan Penipuan

Meng dapat pulang ke China

Kepala Keuangan Huawei, Meng Wanzhou. (Twitter.com/David Molko)

Jakarta, IDN Times - Kepala Keuangan Huawei Meng Wanzhou yang telah menjadi tahanan rumah di Vancouver, Kanada sejak 2018 telah mencapai kesepakatan dengan AS dalam sebuah sidang pada hari Jumat (24/9/2021). Dalam kesepakatan itu Departemen Kehakiman AS menangguhkan penuntutan terhadap Meng atas tuduhan penipuan, yang membuat eksekutif Huawei terbebas dari tahanan rumah.

1. Penuntutan akan ditunda hingga Desember 2022

Ilustrasi palu pengadilan. (Unsplash.com/Tingey Injury Law Firm)

Melansir dari The Independent, kesepakatan yang dicapai telah membuat Departemen Kehakiman AS menunda penuntutan terhadap Meng hingga Desember 2022 dan membatalkan upaya ekstradisi ke AS yang telah diperjuangkan Meng sejak menjadi tahanan rumah di Kanada pada 2018. Selain itu dia juga dapat terbebas dari tuduhan penipuan, jika memenuhi persayaratan tertentu.

Sebagai ganti penangguhan penuntutan itu, Meng telah menandatangani pernyataan fakta yang mengakui dia memberikan informasi palsu kepada HSBC atas bisnis Huawei di Iran. Pernyataan itu akan menjadi jaminan bukti dalam persidangan di masa depan jika dia melanggar bagian lain dari perjanjiannya.

Pembebasan ini telah menghilangkan salah satu perselisihan besar antara AS dan China, kedua negara itu telah terlibat perselisihan politik hingga perang dagang yang dimulai pada era kepemimpinan Presiden Donald Trump dan terus berlanjut di pemerintahan Presiden Joe Biden.

Dalam suatu persidangan terpisah yang berlangsung di Vancouver telah memutuskan Meng dapat meninggalkan Kanada dengan bebas dan pulang ke negara asalnya China.

Baca Juga: Kolaborasi ITDRI-Huawei Gelar 5G On Boarding for Telkom Senior Leader 

2. Tuduhan kepada Meng

Kepala Keuangan Huawei, Meng Wanzhou. (Twitter.com/David Molko)

Melansir dari DW, Meng yang menjabat sebagai salah satu petinggi di Huawei merupakan putri dari Ren Zhengfei yang mendirikan perusahaan telekomunikasi tersebut. Dia ditahan sejak 2018 di Kanada atas perintah penangkapan yang dikeluarkan AS, dengan tuduhan menipu HSBC tentang transaksi bisnis Huawei di Iran dan menghadapi tuduhan penipuan bank dan kawat.

Dalam tuduhannya AS megklaim Meng telah memberikan informasi palsu kepada eksekutif HSBC pada 2013, mengatakan kepada bank itu bahwa Huawei tidak lagi memiliki perusahaan cangkang bernama Skycom, yang diduga melakukan bisnis di Iran. Meng diduga juga mengaku telah mengundurkan diri dari dewan Skycom. 

Kebohongan Meng telah membuat lembaga keuagan asal Inggris itu terancam diberikan sanksi karena melanggar sanksi AS terhadap Iran.  Meski Meng telah menandatangani pernyataan yang mengakui dia memberikan informasi yang tidak bernar, Meng dalam pernyataan resminya mengatakan dia tidak bersalah.

Baca Juga: Dunia Kekurangan Chip, Huawei Salahkan Amerika Serikat

Verified Writer

Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya