TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

AS Jatuhkan Sanksi Baru Kepada Kuba

Kekerasan kepada demonstran telah memicu sanksi

Presiden AS, Joe Biden. (Twitter.com/President Biden)

Washington, DC, IDN Times - Amerika Serikat (AS) pada hari Jumat (30/7/2021) menjatuhukan sanksi baru terhadap Kuba. Sanksi ini diberikan setelah Presiden AS, Joe Biden di hari Jumat bertemu dengan anggota komunitas Kuba-Amerika di Gedung Putih. Pada pekan lalu AS telah menjatuhkan sanksi kepada pejabat Kuba karena dugaan penindasan terhadap pengunjuk rasa yang melakukan protes.

1. Sasaran baru dalam sanksi terhadap Kuba

Bendera Kuba. (Unsplash.com/Jeremy Zero)

Dilansir DW, Departemen Keuangan AS mengumumkan sanksi terbaru terhadap Police Nacional Revolcionaria (PNR), dua pemimpinnya, Oscar Callejas Valcarce dan Eddy Sierra Arias dikenakan sanksi. Pemberian sanksi ini merupakan respons AS terhadap tindakan keras terhadap ribuan orang yang mengambil bagian dalam protes massal di Kuba, yang terjadi pada 11 Juli.

Sanksi AS ini diumumkan setelah Presiden Biden bertemu anggota komunitas Kuba-Amerika di Gedung Putih pada Jumat sore. Mereka yang hadir adalah Ana Sofia Pelaez, yang memulai Miami Freedom Project, Manny Diaz mantan wali kota Miami, L. Felice Gorordo CEO perusahaan eMerge Americas, Robert Menendez Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat, dan penyanyi hip-hop Kuba Yotuel Romero, yang menulis lagu "Patria y Vida," berarti "Tanah Air dan Kehidupan" Lagu itu menjadi nyanyian para pengunjuk rasa.

Dalam pertemuan di Gedung Putih itu Biden mengatakan telah menyiapkan lebih banyak sanksi lagi untuk diberikan. Sanksi tidak akan diberikan jika ada perubahan signifikan di Kuba, yang tidak berhasil diidentifikasi terlebih dahulu.

Baca Juga: Perenang Amerika Serikat Kena Semprot Usai Raih Medali

2. Sanksi sebelumnya juga dipicu oleh protes

Ilustrasi Orasi/Kebebasan Berpendapat (IDN Times/Mardya Shakti)

Dilansir Associated Press, pada 11 Juli di Kuba terjadi protes yang tidak biasa di mana ribuan orang Kuba turun ke jalan di ibu kota, Havana dan kota-kota lain untuk memprotes kekurangan, pemadaman listrik, dan kebijakan pemerintah, yang merupakan protes pertama sejak 1990-an.

AS menyampaikan dalam protes itu PNR dikerahkan untuk menyerang massa. Petugas dilaporkan menangkap massa di Havana, termasuk anggota Gerakan 11 Juli Ibu, sebuah kelompok yang didirikan untuk mengatur keluarga yang dipenjara dan hilang. Seorang imam Katolik dilaporkan dipukuli karena membela pengunjuk rasa. Petugas juga memukuli demonstran damai, termasuk beberapa massa di bawah umur, dan ada laporan PNR menggunakan pentungan untuk membubarkan protes damai di seluruh Kuba.

Tindakan pihak berwenang terhadap pengunjuk rasa memicu AS pada pekan lalu menjatuhkan sanksi kepada Menteri Angkatan Bersenjata Kuba, lvaro Lopez Miera, dan Brigade Khusus Kementerian Dalam Negeri melakukan penangkapan terhadap para aktivis.

Kelompok internasional juga mengecam keras pemerintah Kuba, yang mengatakan bahwa sementara orang-orang terkena krisis negara itu berpartisipasi dalam protes, ada juga "penjahat", yang memanfaatkan situasi untuk menciptakan gangguan. Protes terkadang berubah menjadi vandalisme dengan penjarahan, perampokan, dan konfrontasi dengan polisi.

Belum ada laporan berapa banyak orang yang ditahan terkait protes. Berdasarkan keterangan otoritas kehakiman ada 19 persidangan yang melibatkan 59 orang.

Baca Juga: Bikin Was-was, Ini 10 Kota Paling Berbahaya di Amerika Serikat

Verified Writer

Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya