TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

AS Wajibkan Pemeriksaan Ebola bagi Orang yang Datang dari Uganda

Langkah serupa pernah diterapkan pada tahun lalu

Bendera Amerika Serikat. (Unsplash.com/Cristina Glebova)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Amerika Serikat (AS), mulai Kamis (6/10/2022), menerapkan pemeriksaan kesehatan terkait virus Ebola terhadap penumpang pesawat yang tiba setelah berada di Uganda selama 21 hari. Sebab, negara Afrika itu telah mengonfirmasi adanya kasus Ebola pada bulan lalu.

Pemeriksaan kesehatan itu membuat penerbangan yang tiba akan dialihkan ke Bandara Internasional John F. Kennedy di New York, Bandara Internasional Liberty di Newark, Bandara Internasional Hartsfield-Jackson di Atlanta, Bandara Internasional Chicago O'Hare, atau di Bandara Internasional Dulles di Washington, DC.

Baca Juga: Presiden Uganda Memecat Anaknya Sendiri Sebagai Komandan Militer

1. Risiko Ebola di AS rendah

Ilustrasi virus Ebola. (Unsplash.com/CDC)

Melansir Reuters, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dalam keterangannya meminta petugas kesehatan untuk meningkatkan kesadaran tentang wabah Ebola, meski belum ada kasus yang dikonfirmasi di AS.

"Karena sangat berhati-hati (CDC) dan Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan (CBP) akan menerapkan lapisan baru penyaringan di lima bandara AS ini dalam menanggapi wabah Ebola di Uganda," kata Kedutaan Besar AS di Uganda.

Kedutaan Besar AS di Uganda juga menyampaikan bahwa saat ini risiko Ebola di AS rendah, menambahkan bahwa pemeriksaan yang dilakukan berlaku untuk semua penumpang, termasuk warga negara AS, penduduk tetap yang sah, dan pemegang visa diplomatik dan resmi.

Pemeriksaan yang dilakukan berupa pengecekan suhu, pertanyaan kesehatan, dan melaporkan kedatangan ke departemen kesehatan setempat.

Sebuah sumber menginformasikan bahwa ada sekitar 140 orang yang baru-baru ini berada di Uganda tiba setiap hari di AS, dengan 62 persen saat ini mendarat di salah satu dari lima bandara tersebut.

CDC pada tahun lalu juga mengambil langkah serupa untuk mencegah penyebaran Ebola dari Republik Demokratik Kongo dan Guinea, dengan melakukan pemeriksaan terhadap orang-orang yang baru tiba setelah  21 hari sebelumnya berada di dua negara tersebut.

2. Agar AS lebih bersiap

Ilustrasi perawatan pasien Ebola. (Pixabay.com/bhossfeld)

Pakar penyakit menular di University of Minnesota, Michael Osterholm, mengingatkan bahwa peringatan yang dikeluarkan CDC adalah pesan penting bagi kesehatan masyarakat dan komunitas medis, yang bertujuan agar petugas bersiap dengan kemungkinan kasus di AS.

"Kami dapat menangani Ebola dengan aman di rumah sakit dan memberikan perawatan terbaik kepada pasien, tetapi kamu harus menyadari bahwa itu mungkin saja terjadi," katanya.

Hal itu disampaikan oleh Osterholm dengan mengacu pada wabah Ebola di Afrika Barat pada 2014-2016. Pada 2014, ada seorang pelancong dari Liberia yang berkunjung ke Dallas dan dari pemeriksaan tertular Ebola. Pasien itu tidak dirawat sampai dua hari kemudian, ketika dia tiba di rumah sakit dengan ambulans, yang berpotensi menularkan virus tersebut ke pasien lain.

"Pesan utamanya adalah jika Anda melihat seseorang dengan penyakit klinis dan mereka memiliki riwayat berada di Uganda, di situlah kamu ingin memusatkan upaya," kata Osterholm.

Baca Juga: Anak Presiden Uganda Siapkan 100 Sapi untuk Lamar Calon PM Italia 

Verified Writer

Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya