TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Australia Buka Gelembung Perjalanan dengan Selandia Baru

Selama 14 hari penumpang harus negatif COVID-19

Pada Senin, 19 April penduduk Australia dan Selandia Baru dapat menjalankan perjalan bebas antara kedua negara. sumber:unsplash.com/John McArthur

Canberra, IDN Times - Mulai Senin, 19 April penduduk Australia dan Selandia Baru dapat saling mengunjungi secara bebas untuk pertama kalinya dalam lebih dari setahun, setelah gelembung perjalanan dibuka kembali. Kebijakan tersebut dirubah pada Minggu malam.

Dengan dibukanya kembali perjalanan Australia dengan Selandia Baru diharapkan dapat membantu meningkatkan perekonomian kedua negara itu.

1. Bandara menjadi sibuk

Penerbangan pertama Australia ke Selandia Baru pada Senin, 19 April pukul 07:00 dari Sydney ke Auckland. sumber:twitter.com/Josh Bavas

Melansir dari ABC News, perjalanan pertama Australia ke Selandia Baru terjadi pada pukul 07:00 waktu setempat, penerbangan dari Sydney ke Auckland. Dibukanya kembali penerbangan membuat bandara menjadi sibuk. Para penumpang diatur untuk turun dari pesawat dan keluar ke komunitas, menjadi pendatang pertama yang melewati sistem karantina hotel di Selandia Baru sejak dimulainya pandemik.

Dengan perjalanan gelembung dibuka kembali ke Selandia Baru, berarti warga Australia sekarang bebas mengunjungi Selandia Baru tanpa meminta izin dari pemerintah federal atau beban karantina hotel di tempat tujuan atau saat mereka kembali ke rumah. Gelembung tersebut membuka peluang untuk pariwisata serta reuni keluarga yang lebih mudah dan lebih murah.

Setelah setahun ruang keberangkatan kosong, bandara Australia menambahkan lusinan penerbangan ke papan keberangkatan pagi ini. Sydney, Melbourne, dan Brisbane melakukan lebih dari 30 keberangkatan. Bandara Perth dan Gold Coast juga mengirimkan penerbangan. Adelaide diperkirakan akan melihat penerbangan di seluruh Tasman pada awal Mei. Maskapai penerbangan berjanji bahwa dalam waktu dekat akan ada penerbangan ke Selandia Baru datang ke Cairns dan Hobart.

Qantas, Jetstar, dan Air New Zealand semuanya telah mengumumkan rute baru antara kedua negara. Rute baru Qantas termasuk Gold Coast ke Auckland, penerbangan internasional pertama maskapai ini dari Bandara Gold Coast. Qantas dan Jetstar mengatakan mereka awalnya akan mengoperasikan 122 penerbangan per minggu di seluruh Tasman. Lalu Air New Zealand akan melaukan hingga 300 penerbangan per minggu, dengan rencana untuk mencapai kapasitas puncak pada musim ski dan liburan sekolah bulan Juli.

Sejak bulan Oktober, warga Selandia Baru telah diizinkan melakukan perjalanan ke Australia dengan penerbangan "zona hijau" dan menghindari karantina hotel pada tujuan ini. Sama dengan orang Selandia Baru yang terbang ke Australia, siapa pun yang terbang ke Selandia Baru akan melalui "zona hijau" di bandara dan akan dipisahkan dari orang lain yang terbang dari seluruh dunia.

Aturan terbang ini berlaku untuk penumpang yang telah menghabiskan 14 hari sebelumnya di Australia atau Selandia Baru dan saat di tes kembali tidak positif COVID-19 dalam periode yang sama. Penumpang juga tidak boleh mengalami gejala virus dan tidak dapat melakukan perjalanan sambil menunggu hasil tes COVID-19.

Baca Juga: Australia Laporkan Kasus Kematian Akibat Pembekuan Darah

Melansir dari BBC, dalam sebuah pernyataan bersama Perdana Menteri Australia Scott Morrison dan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern, berharap dengan kedua negara bisa kembali saling berkunjung dengan bebas diharapakan dapat meningkatkan perekonomian. 

"Sungguh menarik untuk memulai perjalanan bebas karantina dengan Australia. Baik itu kembali dengan keluarga, teman atau pembuat liburan, Selandia Baru mengucapkan selamat datang dan nikmati diri Anda sendiri," kata Ardern.

Selandia Baru bergantung pada Australia untuk 40 persen pariwisata internasionalnya, yang bisa menyumbang sekitat 2,7 miliar dolar Selandia Baru (Rp28 trilun) untuk perekonomian. Sebaliknya, penduduk Selandia Baru yang berkunjung ke Australia pada 2019 sebanyak 1,3 juta kedatangan, yang menyumbang 2,6 miliar dolar Australia (Rp29 triliun) untuk perekonomian Australia.

Baca Juga: Australia Barat Dilanda Topan Seroja, Banyak Rumah Hancur

Verified Writer

Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya