TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

China Gelar Latihan Militer, Respons Kunjungan Wapres Taiwan ke AS

Pesawat China terbang di atas zona pertahanan udara Taiwan

Ilustrasi pesawat tempur. (Unsplash.com/Cibi Chakravarthi)

Jakarta, IDN Times - China telah meluncurkan latihan militer di sekitar Taiwan pada Sabtu (19/8/2023), sebagai tanggapai atas kunjungan Wakil Presiden Taiwan William Lai ke Amerika Serikat (AS). 

China sebelumnya juga meluncurkan latihan militer setelah Nancy Pelosi, mantan ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS, berkunjung ke Taiwan tahun lalu. Latihan juga dilakukan ketika Presiden Taiwan Tsai Ing-wen bertemu dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy di California.

Baca Juga: KDEI Taipei Ungkap Puluhan PMI di Taiwan Alami Homesick dan Stres

1. China menganggap Lai sebagai pembuat onar

Bendera China. (Pixabay.com/PPPSDavid)

Dilansir The Guardian, China marah atas kunjungan Lai ke AS dan berjanji akan mengambil langkah tegas untuk menjaga kedaulatan nasional dan integritas wilayah. Lai, yang merupakan kandidat terdepan pemilu Taiwan tahun depan, dianggap sebagai pembuat onar. 

"Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) meluncurkan patroli udara dan laut serta latihan militer angkatan laut dan angkatan udara di sekitar pulau Taiwan pada Sabtu," kata Shi Yi, juru bicara militer.

Latihan digelar untuk menguji kemampuan PLA menguasai ruang udara dan laut, serta bertempur dalam kondisi nyata. Latihan juga sebagai peringatan keras terhadap kolusi separatis kemerdekaan Taiwan dengan elemen asing.

Namun, Sifu Ou, ahli dari Institut Riset Pertahanan dan Keamanan Nasional Taiwan, mengatakan skala latihan PLA (kali ini) adalah moderat.

Latihan militer di masa lalu yang diluncurkan China di sekitar Taiwan selama tahun pemilihan dipandang menguntungkan partai Lai, Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa, yang sebagian besar dianggap pro-Washington. AS menyerukan ketenangan atas kunjungan Lai, yang digambarkannya sebagai perjalanan rutin.

2. Kunjungan ke AS dianggap sebagai langkah provokatif

Wakil Presiden Taiwan William Lai. (Twitter.com/賴清德Lai Ching-te)

Lai berhenti di New York dalam perjalanan pergi ke Paraguay, salah satu dari sedikit negara yang mengakui kedaulatan Taiwan. Ia juga singgah di San Fransisco dalam perjalanan pulang.

Saat berada di New York, Lai bersumpah menolak aneksasi dan akan terus menegakkan prinsip inti Presiden Tsai Ing-wen.

Lai jauh lebih blak-blakan tentang kemerdekaan daripada Tsai, yang sudah dimusuhi Beijing karena menolak menerima pandangan bahwa Taiwan adalah bagian dari China.

Lai menggambarkan dirinya sebagai pekerja kemerdekaan Taiwan yang pragmatis. Namun, sejak menjadi calon presiden dia tampak lebih hati-hati dalam pernyataannya.

Keputusan Lai singgah di AS dikecam oleh pejabat dari Kantor Kerja Partai Komunis Taiwan pada Sabtu, menyebutnya sebagai langkah provokatif baru oleh DPP untuk lebih berkolusi dengan AS.

"Persinggahan terakhir Lai adalah penyamaran yang dia gunakan untuk menjual kepentingan Taiwan, untuk mencari keuntungan dalam pemilihan lokal melalui tindakan tidak jujur," kata pejabat itu. 

"Perbuatan Lai telah membuktikan bahwa dia adalah pembuat onar yang keluar-masuk yang akan mendorong Taiwan ke ambang perang yang berbahaya dan membawa masalah besar bagi rekan Taiwan," tambah dia. 

Baca Juga: Menaker: 70 Persen PMI di Taiwan Bekerja di Sektor Informal

Verified Writer

Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya