TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dubes Rwanda di Kongo Diusir karena Dituduh Dukung Pemberontak

M23 telah menguasai Kiwanja dan Rutshuru Center

Ilustrasi bendera Republik Demokratik Kongo. (Pixabay.com/jorono)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Republik Demokratik Kongo (RD Kongo), pada Sabtu (29/10/2022), mengusir Duta Besar Rwanda Vincent Karenga. Dia diperintahkan untuk meninggalkan Kongo dalam waktu 48 jam. 

Keputusan RD Kongo merupakan reaksi atas kelompok pemberontak M23 yang berhasil menguasai dua kota besar di bagian timur. RD Kongo telah menuduh Rwanda mendukung M23.

Baca Juga: Prancis Hukum Mantan Pejabat Rwanda karena Terlibat Genosida 1994

1. Rwanda menyesalkan pengusiran 

Ilustrasi bendera Rwanda. (Unsplash.com/Clker-Free-Vector-Images)

Melansir Reuters, pengusiran Karenga disampaikan oleh Patrick Muyaya, juru bicara pemerintah RD Kongo, dalam pernyataan yang disiarkan televisi pada Sabtu malam.

"Ini sebagian karena kegigihan negara (Karenga) dalam menyerang RD Kongo dan dalam mendukung gerakan teroris M23," katanya. 

Pemerintah Rwanda juga telah memberikan tanggapan atas tindakan Rwanda mengusir diplomatnya.

"Sangat disesalkan Pemerintah RD Kongo terus mengkambinghitamkan Rwanda untuk menutupi dan mengalihkan perhatian dari kegagalan pemerintahan dan keamanan mereka sendiri," demikian tanggapan Rwanda. 

Rwanda telah berulang kali membantah tuduhan memberikan dukungan terhadap pemberontakan M23. Tuduhan itu telah memperburuk hubungan kedua negara.

2. Pemberontak berhasil merebut dua kota

Ilustrasi teroris. (Pixabay.com/TheDigitalWay)

Melansir Associated Press, dua kota RD Kongo, yaitu Kiwanja dan Rutshuru Center di dekat perbatasan dengan Rwanda telah dikuasai oleh M23. Pertempuran pasukan pemerintah dengan M23 meletus di Kiwanja, yang berjarak 70 kilometer dari ibu kota regional, Goma pada Sabtu pagi.

“Saat kami berbicara, kami mengonfirmasi bahwa pemberontak M23 dan sekutu mereka mengendalikan kota Kiwanja, tetapi angkatan bersenjata Republik Demokratik Kongo tidak menyerah,” kata John Banyene, presiden masyarakat sipil setempat.

Misi Stabilisasi Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa di RD Kongo (MONUSCO) menginformasikan bahwa dalam pertemuparan di Kiwanja dengan M23, ada empat pasukannya yang terluka di Kiwanja, dua terluka terkena tembakan mortir.

MONUSCO memperingatkan akan membalas dengan keras, jika ada serangan lebih lanjut terhadap pangkalannya.

Daniel Subuka, seorang warga Kiwanja, mengaku telah melihat pemberontak M23 bersenjata lengkap memasuki Kiwanja dan menuju Rutshuru Center.

Baca Juga: 7 Fakta Genosida Rwanda, Pembantaian Terbesar dalam Sejarah Afrika

Verified Writer

Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya