Duh! Bank Data KPU Inggris Ternyata Diretas Lebih dari Setahun
Serangan baru disadari pada Oktober 2022
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Komisi Pemilihan Inggris ternyata telah diretas selama lebih dari setahun. Serangan siber yang terungkap pada Selasa (8/8/2023) itu kemungkinan mempengaruhi jutaan pemilih.
Komisi mengatakan, peretasan selama setahun memberi penyusup akses ke email organisasi, sistem kontrol, dan salinan daftar pemilih. Pengawas itu memperingatkan orang-orang untuk berhati-hati terhadap penggunaan data mereka secara tidak sah.
Baca Juga: PM Inggris Rishi Sunak Ingin Inggris Jadi Pusat Global AI
1. Identitas peretas tidak diungkap
Komisi mengatakan bahwa sistemnya diretas selama lebih dari setahun. Namun, identitas peretas tidak diungkapkan, hanya menyebut aktor yang bermusuhan.
"Aktor musuh aktif dalam sistem kami dan memiliki akses ke server yang menyimpan email, sistem kontrol, dan salinan daftar pemilih kami. Kami telah bekerja dengan pakar keamanan eksternal dan Pusat Keamanan Siber Nasional untuk menyelidiki dan mengamankan sistem kami," kata Komisi Pemilihan.
Peretasan itu mulai dilakukan pada Agustus 2021, tapi baru diidentifikasi pada Oktober 2022 setelah ditemukan aktivitas mencurigakan.
“Menjadi jelas bahwa aktor yang bermusuhan pertama kali mengakses sistem pada Agustus 2021.Kami menyesal butuh waktu lama untuk mendeteksi," kata komisi.
Peretasan selama setahun terjadi ketika keamanan pemilu menjadi sasaran di seluruh dunia, dengan pejabat Amerika Serikat menuduh Rusia ikut campur dalam pemilihan presiden 2016 untuk membantu kampanye Donald Trump. Inggris juga menuduh Rusia mencoba ikut campur dalam pemilihan umum 2019.
Baca Juga: Ribuan Mahasiswa Inggris Gagal Lulus Gegara Dosen Tolak Berikan Nilai
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.