TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dulu Dianggap Pahlawan, Kini Rusia Gak Diundang di Acara Polandia 

Soviet pernah selamatkan warga Polandia dari Nazi

Bendera Rusia. (PIxabay.com/IGORN)

Jakarta, IDN Times - Museum dan Memorial Auschwitz-Birkenau tidak mengundang Rusia dalam acara peringatan pembebasan kamp kematian Auschwitz milik Nazi Jerman di Polandia, pada Jumat (27/1/2023). Rusia tidak diundang karena invasinya ke Ukraina dianggap telah menimbulkan kengerian seperti Holocaust.

Para tahanan tersisa di kamp tersebut berhasil selamat, setelah Tentara Merah Uni Soviet menyerbu kamp pada 27 Januari 1945. Pembebasan tersebut membuat Rusia biasanya mendapat undangan dan mengirim perwakilan ke acara tersebut.

Baca Juga: Kepalang Gak Sabar, Rusia Usir Duta Besar Latvia!

1. Menyamakan serangan di Ukraina dengan penderitaan di kamp

Ilustrasi kamp Auschwitz. (Unsplash.com/Karsten Winegeart)

Direktur museum, Piotr Cywinski, membandingkan kematian orang-orang di Ukraina dengan penderitaan tahanan di kamp Auschwitz.

"Megalomania sakit yang serupa, nafsu akan kekuasaan yang serupa, dan mitos yang terdengar serupa tentang keunikan, kebesaran, keunggulan hanya ditulis dalam bahasa Rusia. Orang-orang yang tidak bersalah mati secara massal di Eropa, lagi," kata Cywinski, dilansir Reuters.

"Distrik Wola di Warsawa, Zamojszczyzna, Oradour dan Lidice hari ini disebut Bucha, Irpin, Hostomel, Mariupol dan Donetsk," tambahnya, yang menyamakan tempat-tempat di mana pembunuhan massal terjadi selama Perang Dunia II, dengan tempat-tempat di mana Ukraina dan sekutunya menuduh pasukan Rusia melakukan kekejaman.

Terkait invasinya ke Ukraina, Rusia membantah sengaja menargetkan warga sipil. Serangan itu dianggap sebagai operasi militer khusus untuk menanggapi hubungan Kiev yang semakin dekat dengan Barat, yang menurut Moskow membahayakan keamanannya.

2. Penyintas takut dengan tindakan Rusia terhadap Ukraina

Bendera Ukraina. (Unsplash.com/Yehor Milohrodskyi)

Selama peringatan, para penyintas Holocaust mengenakan topi dan syal bergaris-garis biru dan putih dari seragam kamp, dan lainnya meletakkan lilin di atas reruntuhan kamar gas. Para penyintas mengungkapkan ketakutan mereka atas perang di Ukraina.

Zdzislawa Wlodarczyk, salah satu penyintas, mengatakan dia takut mendengar apa yang terjadi di Timur. Dia bercerita bahwa dia tiba di Auschwitz saat berusia 11 tahun, setelah pemberontakan Polandia terhadap Jerman gagal pada 1944.

Wlodarczyk mengatakan, dia di kamp bersama saudara laki-lakinya yang berusia 7 tahun, sampai pasukan Soviet membebaskannya.

"Tentara Rusia yang membebaskan kami sekarang berperang di Ukraina. Mengapa? Mengapa? Itulah politik," katanya.

Kamp itu didirikan Nazi Jerman pada 1940 saat menduduki Polandia. Kamp itu awalnya untuk menampung tahanan politik Polandia, tapi kemudian menjadi pusat pemusnahan terbesar untuk membunuh orang-orang Yahudi.

Lebih dari 1,1 juta orang, kebanyakan dari mereka orang Yahudi tewas di kamar gas di kamp tersebut atau karena kelaparan, kedinginan, dan penyakit.

Baca Juga: Hubungan Renggang, Serbia Buka Kemungkinan Beri Sanksi ke Rusia

Verified Writer

Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya