TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Parlemen Estonia Setujui Pernikahan Sesama Jenis

Pernikahan sesama jenis mulai legal pada 2024

Ilustrasi pasangan lesbian. (Unsplash.com/Sofia Hernandez)

Jakarta, IDN Times - Parlemen Estonia, pada Selasa (20/6/2023), menyetujui undang-undang yang melegalkan pernikahan sesama jenis. Perubahan aturan tersebut disetujui 55 suara di parlemen dari 101 kursi, dengan dukungan dari koalisi pihak liberal dan sosial demokrat yang dihimpun Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas setelah memenangi pemilu 2023.

Perubahan aturan tersebut membuat Estonia menjadi negara Eropa Tengah pertama yang menyetujui pernikahan sesama jenis. Pernikahan sesama jenis legal di sebagian besar negara di Eropa Barat, tapi tidak di negara-negara Eropa Tengah yang pernah berada di bawah kekuasaan komunis dan anggota aliansi Pakta Warsawa.

Baca Juga: Festival LGBTQ Lancar, Panitia: Masyarakat Moldova Berpikiran Luas

1. Pujian pejabat tinggi atas legalnya pernikahan sesama jenis

Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas. (Twitter.com/Kaja Kallas)

Dilansir CNN, hubungan sesama jenis telah diakui secara hukum di Estonia sejak 2016, ketika Undang-Undang Kemitraan Terdaftar mulai berlaku. Tapi pernikahan sesama jenis masih dilarang. Dengan amandemen Undang-Undang Hukum Keluarga, maka pernikahan sesama jenis resmi diakui negara sejak 2024. 

“Setiap orang berhak menikah dengan orang yang mereka cintai dan ingin berkomitmen. Dengan keputusan ini kami akhirnya melangkah di antara negara-negara Nordik lainnya serta semua negara demokrasi lainnya di dunia di mana kesetaraan pernikahan telah diberikan," kata Kallas.

“Ini adalah keputusan yang tidak mengambil apa pun dari siapa pun, tetapi memberikan sesuatu yang penting bagi banyak orang. Ini juga menunjukkan bahwa masyarakat kita peduli dan menghormati satu sama lain. Saya bangga dengan Estonia," tambahnya.

Menteri Perlindungan Estonia, Signe Riisalo, menyampaikan terima kasih kepada kelompok LGBTQ+ atas kesabarannya selama bertahun-tahun. 

“Saya berharap, pada waktunya, mereka yang menentang kesetaraan pernikahan akan melihat bahwa kita tidak kehilangan apa pun dari mengambil langkah tersebut, melainkan kita semua mendapatkan keuntungan darinya. Saya senang keputusan telah diambil untuk Estonia yang lebih berwawasan ke depan, yang peduli pada semua," tutur Riisalo. 

2. Sebagian besar penduduk Estonia mendukung pernikahan sesama jenis

Bendera Estonia. (Unsplash.com/chris robert)

Dilansir Reuters, pernikahan sesama jenis telah mendapat dukungan sebagian besar populasi Estonia yang berjumlah sekitar 1,3 juta jiwa. Survei Pusat Hak Asasi Manusia pada 2023 menunjukkan, 53 persen populasi mendukung pernikahan sesama jenis. Satu dekade yang lalu dukungan hanya 34 persen.

Namun, 38 persen orang Estonia masih menganggap homoseksualitas tidak dapat diterima. Pernikahan sesama jenis ditentang oleh etnis minoritas Rusia, yang merupakan seperempat dari populasi, dengan hanya 40 persen dari mereka yang mendukung.

Orang homoseksualitas di Estonia cenderung merahasiakan identitas mereka dan setengahnya telah mengalami pelecehan baru-baru ini, menurut pemerintah.

“Ini adalah kesempatan yang baik bagi pemerintah, karena opini publik tentang pernikahan sesama jenis telah berubah menjadi positif, dan setelah pemilu tahun ini angkanya mengalahkan oposisi konservatif,” kata Tomas Jermalavicius, pemimpin Pusat Kajian Pertahanan dan Keamanan Internasional

Latvia dan Lituania, dua negara Baltik lainnya, juga memiliki undang-undang kemitraan sesama jenis, tapi masih tertahan di parlemen mereka.

Baca Juga: Uganda Hukum Berat Pelaku LGBTQ+, AS Balas dengan Sanksi

Verified Writer

Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya