PBB: 350 Ribu Orang di Tigray Mengalami Kelaparan
Pekan depan Dewan Keamanan PBB akan membahas Tigray
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tigray, IDN Times - Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu, IPC, pada hari Kamis (10/6/2021) merilis sebuah laporan mengenai krisis di Tigray. Badan analisis PBB itu dalam laporannya menyampaikan bahwa sekitar 350 ribu orang di Tigray, Ethiopia berada dalam kondisi kelaparan dan jutaan orang lainnya membutuhkan bantuan pangan.
Baca Juga: Konflik Tigray, AS Berlakukan Pembatasan Visa Pada Ethiopia
1. Tigray berada dalam bencana fase 5
Dilansir Reuters, kepala bantuan PBB Mark Lowcock mengomentari laporan tersebut, dia menyampaikan. "Jumlah orang dalam kondisi kelaparan ... lebih tinggi daripada di mana pun di dunia, setiap saat sejak seperempat juta orang Somalia kehilangan nyawa pada 2011."
Dilaporkan bahwa saat ini sebagian besar 5,5 juta orang di Tigray membutuhkan bantuan makanan. Pertempuran pecah di wilayah itu pada November 2020 antara pasukan pemerintah dan mantan partai yang berkuasa di wilayah itu, Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF). Dalam pertempuran itu pasukan dari negara tetangga Eritrea juga memasuki konflik untuk mendukung pasukan Ethiopia. Konflik Tigray telah menewaskan ribuan warga sipil dan memaksa sekitar 2 juta orang untuk mengungsi.
Laporan IPC yang mengumpulkan data dari Mei-Juni 2021 ini mengatakan lebih dari 350 ribu orang di Tigray berada dalam bencana fase 5. Fase 5 merupakan peringatan paling ekstrim oleh IPC untuk menentukan kerawanan pangan, yang dimulai dengan peringatan bencana dan dapat meningkat menjadi deklarasi kelaparan di suatu wilayah.
IPC menyampaikan bahwa krisis parah di Tigray ini diakibatkan oleh efek konflik yang berjenjang, termasuk perpindahan penduduk, pembatasan pergerakan, akses kemanusiaan yang terbatas, hilangnya panen dan aset mata pencaharian, dan pasar yang tidak berfungsi atau tidak ada. Jika tidak ada penanganan yang tepat kondisi diperkirakan akan memburuk hingga September.
Hasil analisis IPC dibantah oleh pemerintah Ethiopia, yang mengatakan kekurangan pangan tidak parah dan bantuan sedang dikirimkan. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Ethiopia, Dina Mufti mengatakan pada konferensi pers pada hari laporan IPC dirilis bahwa pemerintah memberikan bantuan makanan dan bantuan kepada petani di Tigray. "Mereka (diplomat) membandingkannya dengan kelaparan 1984, 1985 di Ethiopia," katanya. "Itu tidak akan terjadi."
Baca Juga: PBB: Pemerkosaan dan Kelaparan Meningkat di Tigray
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.