TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Penyelidik Pakistan Klaim Pembunuhan Jurnalis di Kenya Direncanakan

Laporan penyelidikan telah diserahkan ke Mahkamah Agung

Bendera Pakistan. (Unsplash.com/Hamid Roshaan)

Jakarta, IDN Times - Arshad Sharif, seorang jurnalis Pakistan tewas ditembak polisi di Kenya pada 23 Oktober. Kematiannya memicu kecaman dan seruan untuk penyelidikan independen.

Untuk menyelidiki kematian Sharif, Pakistan telah membentuk tim pencari fakta beranggotakan dua orang yang melakukan penyelidikan di Kenya. Penyelidikan itu menghasilkan laporan setebal 592 halaman, yang dirilis pada Rabu (7/12/2022).

Laporan itu mengklaim bahwa Sharif tewas dalam pembunuhan yang direncanakan. Itu bertentangan dengan pejabat Kenya yang mengatakan pembunuhan itu merupakan kasus salah tembak karena polisi mengira kendaraan korban merupakan mobil penjahat.

Baca Juga: Kekerasan di Ibu Kota Makin Parah, Kenya Kerahkan Unit Polisi Khusus

Baca Juga: Pakistan: Penembakan Jurnalis oleh Polisi Kenya Pembunuhan Berencana

1. Polisi Kenya masih melakukan penyelidikan

Ilustrasi polisi. (Pexels.com/Ludmila Aleksandra)

Melansir Reuters, tim pencari fakta dari Pakistan pergi ke Kenya untuk melakukan sejumlah wawancara, memeriksa dan merekonstruksi tempat kejadian perkara, dan memeriksa ponsel dan komputer korban. Dari penyelidikan itu menyimpulkan bahwa kematian Sharif adalah pembunuhan berencana.

"Kedua anggota (tim pencari fakta) memiliki pemahaman yang dipertimbangkan bahwa ini adalah kasus pembunuhan target yang terencana dengan karakter transnasional daripada kasus kesalahan identitas," kata laporan itu, yang salinannya telah diserahkan ke Mahkamah Agung Pakistan.

Pihak berwenang Kenya belum memberikan tanggapan secara spesifik atas laporan tersebut.

"Penyelidikan masalah ini masih berlangsung, jadi tidak banyak yang bisa saya ceritakan," kata Juru Bicara Kepolisian Nasional Kenya, Resila Onyango.

Onyango menambahkan bahwa tim penyelidik Kenya akan memberi tahu pihak berwenang setelah selesai dengan penyelidikan.

Ketua pengawas polisi Kenya Otoritas Pengawasan Polisi Independen, Anne Makori, juga mengatakan bahwa penyelidikan masih berlangsung.

Baca Juga: Parah! Jurnalis Asal Pakistan Jadi Korban Salah Tembak Polisi Kenya

2. Hasil otopsi di Pakistan dan Kenya berbeda

Dalam investigasi tersebut penyelidik dari Pakistan menyoroti satu luka, khususnya di punggung Sharif, mengatakan luka itu tampaknya ditimbulkan dari jarak yang relatif dekat. Mereka tidak menemukan adanya tanda penetrasi peluru yang sesuai di kursi tempat Sharif duduk saat penembakan terjadi, menyebutnya sebagai kemustahilan balistik.

"Cedera itu pasti disebabkan sebelum wartawan itu masuk ke dalam kendaraan, atau tembakan dilepaskan dari jarak yang relatif dekat, kemungkinan dari dalam kendaraan, dan hampir pasti bukan kendaraan yang bergerak," kata laporan itu.

Tim pencari fakta itu juga menunjukkan kontradiksi yang nyata dalam laporan otopsi di Kenya dan Pakistan. Hasil otopsi di Pakistan menujukkan ada 12 luka di tubuh Sharif, sementara laporan Kenya hanya mengidentifikasi dua luka yang berkaitan dengan luka tembak.

Laporan tim pencari fakta mengatakan dokter di Pakistan percaya luka-luka itu mungkin akibat penyiksaan atau perkelahian, tapi hal itu tidak dapat dipastikan sampai diverifikasi oleh dokter yang melakukan otopsi di Kenya.

Verified Writer

Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya