TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Peraih Nobel Perdamaian Jalani Persidangan di Belarus, Ini Tuduhannya!

Diadili bersama kedua rekannya

Ales Bialiatski, aktivis pemenang Hadiah Nobel Perdamaian. (Twitter.com/Viasna)

Jakarta, IDN Times - Pengadilan Belarus, pada Kamis (5/1/2022), mulai mengadili Ales Bialiatski, aktivis dari kelompok hak asasi manusia Viasna. Dia merupakan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun lalu, yang bebagi penghargaan dengan kelompok hak asasi Rusia Memorial dan Pusat Kebebasan Sipil Ukraina.

Bialiatski ditangkap pada 2021 bersama dengan dua rekan kerjanya, Valentin Stefanovich dan Vladimir Labkovich. Mereka dituduh membiayai aksi unjuk rasa dan menyelundupkan uang.

Tuduhan itu dianggap sebagai upaya Presiden Alexander Lukashenko untuk membungkam Bialiatski.

Baca Juga: Belarus Umumkan Inspeksi Militer untuk Kesiapan Perang

1. Menghadapi hukuman penjara hingga 12 tahun

Ilustrasi penjara. (Unsplash.com/Emiliano Bar)

Melansir Reuters, Bialiatski dan kedua rekannya terancam menghadapi 7-12 tahun hukuman penjara. Dia belum mengomentari tuduhan tersebut secara terbuka, dan pengacaranya dilarang mengungkapkan informasi tentang kasus tersebut.

Persidangan itu juga mengadili aktivis lainnya yang telah melarikan diri dari Belarus tanpa kehadirannya. Dia diadili dalam kasus yang sama.

Ketiganya hadir di ruang sidang dan duduk di bangku di dalam jerusi besi. Mereka hanya diam saat persidangan dimulai. Sidang itu dihadiri sekitar 30 orang, termasuk diplomat Barat, tetapi sebagian besar tidak diizinkan masuk.

Viasna mengatakan, persidangan dilakukan dengan bahasa Rusia dan hakim menolak untuk melaksanakan sidang dengan menggunakan bahasa Belarus. Hakim juga menolak permintaan penerjemah untuk Byalyatski. Permintaan untuk melepaskan borgol ditolak dan menolak banding oleh pengacara Byalyatski untuk membebaskannya dari tahanan.

"Tuduhan terhadap rekan kami terkait dengan aktivitas hak asasi manusia mereka, pemberian bantuan pusat hak asasi manusia Viasna kepada para korban penganiayaan bermotif politik," kata Viasna atas tuduhan kasus tersebut.

2. Ditahan setelah protes pemilu

Ilustrasi penangkapan. (Pexels.com/Kindel Media)

Melansir BBC, Bialiatski ditangkap pada 2022 setelah ikut protes jalanan besar-besaran, atas sengketa pemilu yang membuat Lukashenko tetap berkuasa pada 2020.

Dalam unjuk rasa itu, demonstran menghadapi kebrutalan polisi. Kritikus Lukashenko secara teratur ditangkap dan dipenjara selama protes, yang dimulai pada 2020.

Sesaat sebelum penangkapan, Bialiatski menulis di Facebook bahwa Belarus telah bertindak sebagai rezim kejam.

"Ratusan ribu demonstran di seluruh Belarus, dan ratusan (dari mereka) ditahan," tulisnya.

Ketua Komite Nobel Norwegia, Berit Reiss-Andersen, ketika memberikan Hadiah Nobel pada 2022, mengatakan bahwa Belarus telah berulang kali berusaha membungkam Bialiatski.

"Meskipun mengalami kesulitan pribadi yang luar biasa, tuan Bialiatski tidak menyerah satu inci pun dalam perjuangannya untuk hak asasi manusia dan demokrasi di Belarus," katanya saat itu.

Bialiatski sebelumnya sudah pernah mendekam dalam penjara selama tiga tahun pada 2011, setelah dinyatakan bersalah atas tuduhan penggelapan pajak yang dia bantah.

Baca Juga: Belarus Akan Hukum Mati PNS dan Tentara yang Berkhianat

Verified Writer

Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya