TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Presiden Emmanuel Macron Tolak Penguduran diri PM Elisabeth Borne

Kekuatan Macron di parlemen melemah

Presiden Prancis, Emmanuel Macron. (Twitter.com/Emmanuel)

Jakarta, IDN Times - Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menolak pengunduran diri Perdana Menteri Elisabeth Borne yang diajukan pada Selasa (21/6/2022). Kantor Kepresidenan Elysee menyampaikan, Borne telah disalahkan atas kegagalan aliansi Macron dalam meraih mayoritas kursi di parlemen.

Hasil pemilu pada Minggu menunjukkan koalisi Macron Ensemble meraih kursi terbanyak di parlemen dengan 245 kursi, tetapi kurang 44 kursi untuk menjadi mayoritas. Alhasil, pemerintahan Macron mengalami kebuntuan dan telah menjadwalkan pembicaraan dengan pihak oposisi untuk mengatasi hal itu.

Baca Juga: Macron Kehilangan Kursi Mayoritas Parlemen Prancis

1. Presiden ingin pemerintah tetap bertugas

Melansir BBC, pengajuan penguduran diri merupakan hal yang biasa dilakukan perdana menteri di Prancis setelah pemilu legislatif, dan biasanya presiden akan menunjuk kembali orang yang sama sehingga dia dapat mulai membangun pemerintahan.

Namun, dalam situasi kali ini, Borne tetap dipertahankan meski aliansi presiden kehilangan mayoritas kursi di parlemen. Analis memperkirakan tindakan mempertahankan Borne hanya upaya untuk mengulur waktu, saat Macron akan bertemu pihak oposisi.

Elysee menyampaikan alasan presiden mempertahankan Borne karena ingin pemerintah dapat tetap bertugas dan bertindak. Istana presiden itu juga menyampaikan bahwa Macron akan mencari solusi konstruktif untuk mengakhiri kebuntuan yang mengancam pemerintah.

2. Macron mencari aliansi

Presiden Prancis, Emmanuel Macron. (Twitter.com/Emmanuel Macron)

Melansir RFI, untuk mengakhiri kebuntuan, Macron telah menjadwalkan pertemuan dengan pemimpin dari partai-partai oposisi. Pembicaraan dengan pihak oposiisi akan dimulai pada Selasa dengan bertemu Christian Jacob, pemimpin sayap kanan Partai Republik (LR), yang meraih 61 kursi di parlemen.

Macron juga dijawalkan bertemu dengan aliansi saya kiri NUPES, yang merupakan kekuatan utama pihak oposisi setelah meraih 131 kursi.

Aliansi itu terdiri dari La France Insoumise, Partai Sosialis, Partai Komunis Prancis, Ekologi Eropa, The Greens (EELV), dan partai kecil lainnya.

Macron akan berbicara dengan Olivier Faure dari Partai Sosialis dan Fabien Roussel dari Partai Komunis. Pemimpin koalsisi Jean-Luc Melenchon dari La France Insoumise tidak akan ikut dalam pertemuan.

Pada Selasa, Macron juga akan bertemu dengan saingannya dalam pemilihan presiden, yaitu Marine Le Pen selaki pemimpin dari Reli Nasional (RN). Partai pimpinan Le Pen merupakan partai oposisi tunggal terkuat dengan memperoleh 89 kursi. 

Elysee menyampaikan, pertemuan itu untuk mencari solusi untuk melayani Prancis setelah tidak adanya aliansi mayoritas di parlemen. Selain membentuk aliansi koalisi baru, Macron memiliki opsi lain untuk memiliki mayoritas kursi di parlemen, yaitu dengan menyerukan pemilihan umum baru.

Baca Juga: Macron: Rusia Bersalah atas Invasi, tapi Putin Jangan Dipermalukan

Verified Writer

Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya