Macron: Rusia Bersalah atas Invasi, tapi Putin Jangan Dipermalukan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, marah dengan komentar Presiden Prancis Emmanuel Macron. Dia menilai pendapat Macron tentang Presiden Rusia Vladimir Putin tidak tepat.
Sebelumnya, Macron mengatakan bahwa Putin telah melakukan kesalahan bersejarah dengan melancarkan invasi ke Ukraina. Tapi Macron menekankan penting untuk tidak mempermalukan Rusia.
1. Menteri Luar Negeri Ukraina marah dengan komentar Presiden Prancis
Dalam sebuah unggahan di media sosial, Kuleba mengatakan bahwa Macron dan negara yang mengamini pernyataannya justru sedang mempermalukan diri mereka sendiri. Dia tidak terima dengan keterangan Macron bahwa Rusia tidak boleh dipermalukan.
Tanpa harus dipermalukan, kata Kuleba, Putin dengan sendirinya telah mempermalukan negaranya karena melancarkan invasi ke Ukraina.
"Kita semua lebih baik fokus pada bagaimana menempatkan Rusia pada tempatnya. Ini akan membawa kedamaian dan menyelamatkan nyawa," katanya, dikutip dari CNN.
Menurut BBC, Macron telah berulangkali berbicara dengan Putin lewat telepon sebagai upaya menengahi dan upaya gencatan senjata. Prancis mencoba mempertahankan dialog, posisi yang bertentangan dengan Amerika Serikat (AS) dan Inggris.
Baca Juga: Gegara Rusia, Jerman Akan Siapkan Anggaran Pertahanan Rp1.556 Triliun
2. Tanggapan terbaru Macron soal Putin
Editor’s picks
Kepada media lokal, pada sesi wawancara Jumat (3/6/2022), Macron mengatakan bahwa Putin telah melakukan kesalahan yang akan tercatat dalam sejarah.
"Saya mengatakan kepadanya (Putin) bahwa dia membuat kesalahan untuk rakyatnya, untuk dirinya sendiri. Saya pikir dia telah mengisolasi dirinya sendiri. Mengisolasi diri sendiri adalah satu hal, tetapi bisa keluar dari isolasi itu adalah jalan yang sulit," kata Macron dikutip Al Jazeera.
“Kita tidak boleh mempermalukan Rusia, sehingga saat perang telah berhenti, kita dapat membangun jalan keluar melalui cara-cara diplomatik,” kata Macron, seraya meyakini bahwa Prancis dapat memainkan peran sebagai mediator.
3. Pasukan Ukraina lancarkan serangan balik di Severodonetsk
Sementara berbagai argumen diplomatik terjadi, pertempuran di Ukraina juga terus berlanjut. Rusia terus melakukan serangan ke Luhansk yang berada di Donbass.
Perkembangan yang paling baru, pasukan Ukraina disebut mampu mendorong mundur Moskow di kota Severodonetsk. Hal itu disampaikan oleh Gubernur Administrasi Luhansk, Sehiy Haidai.
Dikutip dari Reuters, Haidai mengatakan, sebelumnya Rusia telah menguasai hampir seluruh kota Severodonetsk. Tapi serangan balik pasukan Ukraina, yang sebelumnya hanya menguasai 30 persen kota, telah kembali merebut 20 persen lagi wilayah tersebut.
Kota Severodonetsk telah jadi titik panas pertempuran antara pasukan Rusia dengan Ukraina. Kota itu adalah kantong pertahanan terakhir Kiev yang coba direbut oleh Moskow. Jika Severodonetsk berhasil diduduki Rusia, maka Luhansk akan seluruhnya dikuasai.
Baca Juga: Ribuan Warga Sipil Ukraina Jadi Korban Invasi Rusia, 4 Ribu Tewas!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.