Protes Antimiliter Meletus di Guinea, 102 Orang Ditangkap dan 1 Tewas
Junta memberlakukan larangan protes
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Protes anti-junta kembali terjadi di ibu kota Guinea, Conakry, pada Kamis (28/7/2022), yang membuat kota itu lumpuh. Aksi ini dilakukan karena kepemimpinan militer, yang mengambil alih kekuasaan melalui kudeta sejak September lalu, tidak bergerak cukup cepat untuk memulihkan pemerintahan sipil.
Front Nasional untuk Pertahanan Konstitusi (FNDC), koalisi gerakan politik yang menyelenggarakan demonstrasi, menyampaikan bahwa dalam protes di Conakry ada seorang pengunjuk rasa tewas.
Baca Juga: Guinea Rusuh, Aksi Protes Pertama sejak Kudeta Militer Tahun Lalu
1. Sebanyak 102 orang ditangkap
Melansir Reuters, FNDC melaporkan bahwa ada tindakan keras dari pihak berwenang yang menyebabkan seorang demonstran tewas.
"FNDC menyesalkan kematian, sore ini di Hamdallaye, seorang warga negara yang terkena peluru, beberapa terluka oleh peluru tajam dan banyak penangkapan," kata FNDC.
Kematian tersebut belum dikonfirmasi oleh kepolisian, tetapi seorang pejabat senior polisi mengatakan selama protes itu ada 88 orang terluka, termasuk 12 polisi.
Ibrahima Diallo, salah satu pemimpin FNDC, pada Jumat memberitahu para wartawan bahwa ada 102 orang ditangkap dan 23 dari mereka semalam dikirim ke kamp militer.
Itu adalah protes besar kedua terhadap junta dalam beberapa bulan terakhir. Protes sebelumnya pada bulan lalu juga menewaskan satu orang. Kematian itu telah diselidiki pihak berwenang yang kemudian mendakwa seorang perwira polisi.
Baca Juga: Korupsi Mengakar, Parlemen Guinea-Bissau Dirombak Presiden
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.