TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Saif Al-Adel Dikabarkan Jadi Bos Baru Al Qaeda

Saif telah terlibat berbagai aksi teror mematikan

Ilustrasi Teroris (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - Kelompok teroris Al Qaeda dikabarkan memiliki pemimpin baru yaitu Saif Al-Adel yang dijuluki 'Pedang Pembalasan'. Saif menggantikan kepemimpinan Ayman Zawahiri yang dikabarkan meninggal tahun lalu karen menderita asma.

Kehadirannya sebagai pemimpin Al Qaeda dianggap akan kembali membuat kelompok tersebut melancarkan berbagai teror yang mematikan.

Baca Juga: AS Tuduh Iran Jadi Markas Baru Kelompok Al-Qaeda

1. Dianggap pemimpin yang lebih efektif dari Zawahiri

Ilustrasi teroris (IDN Times/Mardya Shakti)

Melansir dari Mirror, Saif yang memiliki julukan 'Pedang Pembalasan' merupakan mantan jenderal Mesir yang sekarang berada di Iran. Kehadirannya dianggap akan membangkitkan kembali teror Al Qaeda dan dianggap berniat merekrut anggota ISIS.

Kolonel Richard Kemp, seorang pakar terorisme senior Inggris mengatakan kepada Mirror bahwa Saif bisa jauh lebih berbahaya dari Zawahiri, Kemp pernah memantau pergerakan Saif pada awal tahun 2000-an

“Dia sangat mungkin menjadi pemimpin baru karena dia sangat dihormati di antara Al Qaeda tetapi yang terpenting dia juga dihormati di antara ISIS. Tidak hanya dia bisa menjadi bos baru Al Qaeda, tetapi dia juga bisa membujuk anggota ISIS untuk bergabung dengan Al-Qaeda atau menyebabkan semacam perpaduan antara keduanya. Ada kerjasama antar kelompok seperti ini, tapi Saif sangat dihormati sehingga dia bisa menyebabkan kerjasama yang lebih besar atau bahkan merger.

Dia adalah pemikir yang cerdas dan strategis, dan Al Qaeda telah lesu di bawah Zawahiri. Semua ini tentang kepemimpinan dan dia bisa menghidupkan kembali gerakan. Dia bisa membuat Al Qaeda menjadi organisasi yang jauh lebih efektif daripada selama beberapa tahun. Dia tahu tempat untuk membuat dampak tidak begitu banyak di Suriah atau di tempat lain di Timur Tengah, tetapi untuk mengumpulkan dukungan dan menghidupkan kembali organisasi, dia akan melihat Eropa dan AS.

Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah pangkalannya di Iran, karena Iran telah memfasilitasi serangan Al Qaeda sebelumnya. Itu sangat bermasalah bagi kami. Orang-orang tidak memahami ini, mereka mengatakan Iran tidak dapat mendukung kelompok-kelompok ini karena Iran adalah Syiah dan Al Qaeda adalah kelompok Sunni, namun itu tidak benar. Iran bisa mendukung mereka.

Jika mereka menginginkan serangan Amerika, mereka lebih suka Al Qaeda yang melakukannya dengan dukungan mereka sehingga mereka tidak menjadi sasaran. Mereka telah melakukannya berkali-kali sebelumnya. Intelijen Inggris telah mengetahui pria ini selama bertahun-tahun sekarang dan telah memantau gerakan dan aktivitasnya sejauh mungkin. Saya secara pribadi bertanggung jawab ketika saya bekerja di Joint Intelligence Committee. Saya memantau pergerakannya dari 2002 - 2006. Dia kemudian diakui sebagai sosok yang sangat penting di Al Qaeda, di tiga atau lima besar.

Saat ini mungkin yang teratas, dengan kematian Bin Laden dan potensi kematian Zawahiri, kepentingannya bahkan lebih besar dan lebih berbahaya. Dibandingkan dengan Zawahiri, dia kemungkinan besar akan menjadi pemimpin yang jauh lebih efektif, setidaknya lebih atau Melebihi Bin Laden.”

Meski kematian Zawahiri masih sulit dipastikan, namun Saif sebagai kandidat penerus kelompok Al Qaeda merupakan calon pemimpin yang teratas. Putra Osama Bin Laden, Hamza yang merupakan calon pemimpin kelompok tersebut telah dikabarkan tewas oleh pemerintah AS pada tahun lalu.

2. Memiliki harga buronan 7,5 juta AS

Ilustrasi teroris (IDN Times/Mardya Shakti)

Melansir dari Daily Mail, Saif Al Adel telah beperan dalam berbagai aksi teror Al Qaeda selama tiga dekade, ia pernah terlibat dalam aksi pemboman kedutaan AS di Nairobi pada tahun 1998, yang menyebabkan 224 orang tewas. 

Selama masa kepemimpinan Osama Bin Laden, ia merupakan anggota utama unit perlindungan dekat Bin Laden di Afghanistan, dinamai 'Pengawal Hitam' sesuai warna syal mereka.

Saif juga disebut berperan dalam serangan Black Hawk Down pada 1993 di ibukota Somalia Mogadishu, serta telah berperan dalam membangun jaringan di balik serangan mematikan pada 9/11 di New York.

Karena berbagai tindakan kejahatan teroris yang dilakukan Saif pemerintah AS telah menetapkan hadiah senilai 7,5 juta dolar AS atau setara dengan Rp107 miliar, untuk mereka yang berhasil menghabisinya.

Baca Juga: Hamza bin Laden, Calon Pemimpin Al Qaeda Dilaporkan Tewas

Verified Writer

Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya