TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

TPLF Tarik 65 Persen Pasukan dari Garis Depan Pertempuran Ethiopia

Gencatan senjata telah berlangsung selama sebulan

Ilustrasi pasukan bersenjata. (Unsplash.com/Daniel Balaure)

Jakarta, IDN Times - Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) mengumumkan, 65 persen pasukannya telah ditarik dari garis depan pertempuran. Pemberitahuan itu disampaikan oleh Tadesse Wereda, panglima tertinggi TPLF, pada Sabtu (3/12/2022).

Penarikan lebih dari setengah pasukan terjadi sebulan setelah pemerintah Ethiopia dan TPLF sepakat untuk menghentikan pertempuran yang berlangsung sejak November 2020.

Baca Juga: PM Ethiopia Janji Implementasikan Kesepakatan Gencatan Senjata Tigray

1. Tidak akan menarik semua pasukan

Ilustrasi pasukan bersenjata. (Unsplash.com/Daniel Balaure)

Melansir France 24, Tadesse menyampaikan bahwa 65 pasukan telah ditarik untuk dipindahkan ke tempat yang telah ditentukan.

"Kami telah memulai penarikan dan relokasi pasukan kami dari garis pertempuran," kata Tadesse.

Dia juga menyampaikan bahwa masih ada pasukan yang menentang perdamaian, merujuk pada tentara negara Eritrea dan milisi Ethiopia regional lainnya. Karena hal itu, Tadesse menegaskan TPLF tidak akan menarik semua pasukan hingga ancaman berakhir.

"Masalah dan pelanggaran yang mereka lakukan terhadap penduduk bukan rahasia. Jadi kami telah menghentikan sampai batas tertentu (penarikan kami) di beberapa tempat (untuk mencegah) mereka memasuki wilayah baru dan melanjutkan kekejaman mereka pada populasi," katanya. 

Dia mengatakan, pejuang TPLF sudah mulai mengumpulkan senjata dan menyimpanya, tapi menambahkan bahwa saat ini tidak ada pemantau atau pengamat internasional yang hadir di lapangan.

"Tapi kami menerapkan perjanjian sebagaimana mestinya, dan (pengawas) dapat mengamati pada tahap mana pun mereka datang," tutur Tadesse.

2. Kesepakatan damai pemerintah Ethiopia dan TPLF

Melansir Reuters, kesepakatan damai antara pemerintah Ethiopia dan TPLF disepakati pada 2 November dan kedua pihak telah menandatangani penghentian permanen permusuhan. Kesepakatan itu dimediasi oleh Uni Afrika di Afrika Selatan.

Kesepakatan tindak lanjut tentang pelucutan senjata pejuang TPLF, jaminan akses kemanusiaan, dan masuknya militer Ethiopia ke ibu kota regional Tigray, Mekele, kemudian ditandatangani pada 12 November dalam pembicaraan di Kenya.

Sebelumnya pada 1 Desember, Ethiopia mengatakan bahwa komite bersama yang diberi mandat untuk menyusun rencana terperinci pelucutan senjata TPLF telah mulai bekerja. Pemerintah yakin komite tersebut dapat menyelesaikan tugasnya dalam beberapa hari. 

Perang yang meletus di wilayah Tigray pada November 2020 telah menewaskan ribuan orang, membuat jutaan orang terlantar, dan menyebabkan ratusan ribu orang menghadapi kelaparan.

Baca Juga: Konflik Etiopia-Tigray, PBB Belum Dapat Akses Penuh Kirim Bantuan

Verified Writer

Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya