TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

WHO Selidiki Obat Buatan India Usai 66 Anak di Gambia Meninggal

Di dalam obat ditemukan zat-zat beracun

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. (Twitter.com/Tedros Adhanom Ghebreyesus)

Jakarta, IDN Times - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada Rabu (5/10/2022), mengeluarkan peringatan terkait empat sirup obat batuk dan pilek buatan Maiden Pharmaceuticals di India.

Peringatan dari WHO berkaitan dengan kematian 66 anak di Gambia, yang meninggal karena mengalami masalah ginjal setelah meminum obat tersebut.

Baca Juga: WHO Beri Sinyal Endemik, Warga Diharuskan Tetap Waspadai COVID-19 

1. Terdapat kandungan zat berbahaya

Ilustrasi sirup obat. (Unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

Melansir France 24, Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan, ada empat obat flu dan batuk yang berpotensi dikaitkan dengan cedera ginjal akut dan kematian 66 anak di Gambia. Keempat obat itu adalah Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup, dan Magrip N Cold Syrup.

"Hilangnya nyawa anak-anak muda ini sangat memilukan bagi keluarga mereka," kata Tedros. 

Tedros juga menginformasikan bahwa WHO telah memulai penyelidikan lebih lanjut dengan perusahaan dan otoritas India terkait masalah obat tersebut.

"Sampai saat ini, pabrikan yang disebutkan belum memberikan jaminan kepada WHO tentang keamanan dan kualitas produk ini," kata WHO dalam peringatannya, menambahkan bahwa pemeriksaan di laboratorium mengonfirmasi adanya kandungan dietilen glikol dan etilen glikol yang tidak dapat diterima sebagai kontaminan.

WHO menyatakan bahwa kandungan yang ditemukan itu merupakan zat-zat yang beracun bagi manusia dan bisa berakibat fatal. Efek dari zat tersebut dapat menyebabkan sakit perut, muntah, diare, ketidakmampuan untuk buang air kecil, sakit kepala, perubahan kondisi mental, hingga cedera ginjal akut yang dapat menyebabkan kematian.

2. WHO memperingatkan obat mungkin telah beredar di negara lain

Ilustrasi sirup obat. (Pixabay.com/Original_Frank)

Kemudian, WHO juga menyampaikan informasi yang diterima dari Organisasi Pengawasan Standar Obat Pusat India, yang mengindikasikan obat tersebut hanya diedarkan ke Gambia.

"Namun, pasokan produk-produk ini melalui pasar informal atau tidak diatur ke negara-negara lain di Afrika, tidak dapat dikesampingkan. Selain itu, pabrikan mungkin telah menggunakan bahan terkontaminasi yang sama pada produk lain dan mendistribusikannya secara lokal atau ekspor," kata WHO.

Kekhawatiran itu membuat Tedros mendesak agar berhati-hati dan menyerukan semua negara untuk bekerja sama, untuk mendeteksi dan menghapus produk-produk tersebut dari peredaran.

Obat-obatan yang diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals dijual di India dan diekspor ke negara-negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin.

Baca Juga: Jerman Adili Pembunuh yang Disewa oleh Eks Presiden Gambia

Verified Writer

Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya