TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Inggris Lockdown, Warga yang Melanggar Aturan Didenda

Lockdown akan berlangsung selama 3 minggu

Seorang pria melewati jendela toko peralatan medis yang mengiklankan penjualan masker pelindung di selatan London, Inggris, pada 26 Februari 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Hannah McKay

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah mengumumkan langkah tegas dengan memberlakukan lockdown atau karantina di negaranya pada Senin (23/3) malam waktu setempat. Langkah ini diambil sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona COVID-19.

Perdana Menteri Inggris itu terpaksa mengambil langkah lockdown setelah jumlah korban yang meninggal dunia akibat virus corona di Inggris bertambah menjadi 335 orang, dengan total kasus virus telah mencapai 6.650 kasus.

"Mulai malam ini saya harus memberi instruksi sederhana kepada rakyat Inggris. Anda harus tinggal di rumah selama 3 pekan," ujar Boris Jhonson seperti dikutip dari The Telegraph, Rabu (25/3).

1. Pemerintah denda masyarakat yang melanggar aturan

Seorang pria dengan masker wajah duduk di dalam bus, di tengah meningkatnya COVID-19 di seluruh dunia, London, Inggris, pada 14 Maret 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Dylan Martinez

Boris Jhonson dalam pidato sebelumnya juga mengatakan bahwa masyarakat tidak akan diizinkan meninggalkan rumah mereka, kecuali untuk beberapa alasan tertentu.

Tak hanya itu, Boris Jhonson juga mengungkapkan, apabila ada masyarakatnya yang ketahuan melanggar aturan dengan melakukan pertemuan di luar rumah, maupun melakukan kegiatan yang melibatkan banyak orang, maka mereka akan didenda 30 poundsterling (sekitar Rp581 ribu dengan nilai tukar 1 pound = Rp19,378)

2. Perdana Menteri Inggris anggap lockdown dapat mengurangi lonjakan pasien virus corona

Anfield Stadium, markas kesebelasan Premier League, Liverpool (IDN Times/Isidorus Rio Turangga)

Boris Jhonson mengatakan, selama lockdown Pemerintah Inggris akan melarang masyarakat untuk meninggalkan rumah mereka, dan masyarakat diimbau untuk menjaga jarak fisik dengan orang lain.

Perdana Menteri Inggris itu mengambil keputusan lockdown, dengan harapan dapat mengurangi menumpuknya pasien COVID-19 yang harus ditangani oleh petugas medis secara bersamaan dalam satu waktu.

"Karena lockdown itulah cara kami mengurangi jumlah orang yang memerlukan perawatan di rumah sakit pada satu waktu, sehingga kami dapat melindungi kemampuan NHS untuk menangani dan menyelamatkan lebih banyak nyawa pasien," ujar Jhonson.

"Tanpa upaya nasional yang besar untuk menghentikan pertumbuhan virus ini, akan tiba saatnya ketika tidak ada layanan kesehatan di dunia yang mungkin dapat mengatasinya lagi karena tidak akan ada ventilator, tempat perawatan intensif, dokter dan perawat yang cukup. Sederhananya, jika terlalu banyak orang yang terjangkit pada satu waktu, NHS tidak akan mampu mengatasinya. Ini berarti lebih banyak orang yang nantinya akan meninggal," dia melanjutkan.

Baca Juga: Australia Menuju Lockdown, 5 Artis Indonesia Mengisolasi Diri di Rumah

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya