TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PBB Kecam Pembunuhan Aktivis dan Jurnalis di Afghanistan

Tidak ada yang aman di Afghanistan

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres. twitter.com/antonioguterres

New York, IDN Times - Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Senin (15/02), mengecam aksi pembunuhan ataupun pembantaian terhadap pejuang kemanusiaan dan jurnalis yang marak terjadi di Afghanistan dalam beberapa tahun terakhir. 

Kecaman itu disampaikan PBB setelah hasil laporan UN Assistance Mission in Afghanistan (UNAMA) menyebutkan jika sejak proses dialog perdamaian antara Taliban dan Pemerintah Afghanistan yang dimulai sejak bulan September 2020, terdapat 11 aktivis dan jurnalis yang sudah terbunuh di Afghanistan sampai hari ini, seperti yang dilansir dari Reuters.

1. 65 jurnalis hingga aktivis kemanusiaan menjadi korban pembunuhan dari tahun 2018

Jumlah korban yang disampaikan dalam laporan PBB yang telah dikumpulkan oleh UNAMA ternyata tidaklah main-main. Dikutip dari UN News, setidaknya 65 aktivis kemanusiaan, pekerja media, dan jurnalis, dinyatakan terbunuh di Afghanistan terhitung dari 1 Januari 2018 hingga 31 Januari 2021. 

Laporan UNAMA menyebutkan sebagian besar penyebab kematian terbagi menjadi dua aksi, yaitu penembakan dan pengeboman. Kematian tertinggi terjadi di antara bulan April-Juni 2018 lalu, dimana 12 orang yang merupakan bagian dari aktivis kemanusiaan maupun jurnalis harus menjadi korban pembunuhan. Dari 12 orang yang terbunuh, 10 diantaranya meninggal dunia karena serangan bom, sedangkan 2 orang lainnya ditembak mati.

Baca Juga: Serangan Bom di Afghanistan Tewaskan Wakil Gubernur Kabul 

2. Pembunuhan dilakukan secara sengaja dan anonim

Ilustrasi Pembunuhan (IDN Times/ Mardya Shakti)

Terdapat sebuah "perubahan" yang membuat UNAMA mendesak setiap pelaku untuk mempertanggung jawabkan aksinya. Berdasarkan informasi dari UNAMA, seluruh aksi pembunuhan yang menewaskan 65 aktivis dan jurnalis tersebut dalam 3 tahun terakhir dilakukan secara sengaja dan palaku bertindak anonim, dilansir dari UN News

Berbeda dari tahun-tahun sebelum 2018, aksi pembunuhan aktivis kemanusiaan maupun jurnalis biasanya disebabkan oleh Militan ISIS yang kemudian mengakui aksi biadabnya tersebut. Namun, terjadi "perubahan cara" dimana para pelaku bertindak anonim dan penyerangan dilakukan secara sengaja serta terencana dengan baik. 

Baca Juga: 500 Truk Terbakar di Islam Qala, Perbatasan Afghanistan-Iran

Verified Writer

Karl Gading S.

History Lovers and International Conflict Observer....

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya