TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Daftar Serangan Udara Fenomenal AS Menggempur Taliban

Kondisi di Afghanistan semakin panas

Jet tempur F-35 Lightning II yang menjadi salah satu jet tempur modern terbaik di dunia. twitter.com/thef35

Jakarta, IDN Times - Militer Afghanistan yang kewalahan dalam menghadapi Taliban membuat Amerika Serikat khawatir mengenai masa depan negara tersebut. Keputusan AS yang sedang menyelesaikan penarikan pasukannya dari Afghanistan sekarang menghadapi kenyataan pahit bahwa militer negara yang sudah lama menjadi sekutunya ini terus dipukul mundur.

Dikutip dari Reuters, Jenderal Marinir AS, Kenneth "Frank" McKenzie, pada Minggu (25/7/2021), menjelaskan bahwa AS akan tetap terus mendukung operasi tempur militer Afghanistan. Mereka akan meningkatkan serangan udara terhadap posisi pertahanan Taliban. Pernyataan ini menjadi jawaban Pentagon melihat parahnya kesulitan Kabul dalam menghentikan ekspansi Taliban.

Berikut adalah serangan udara yang dilancarkan AS terhadap Taliban dalam beberapa tahun terakhir. 

1. Serangan 22 Juli 2021

Pesawat Jet Tempur Siluman F-35 buatan Amerika Serikat. twitter.com/thef35

Meskipun ribuan pasukan asing sudah mulai meninggalkan Afghanistan dan membiarkan pasukan pemerintah berjuang sendirian melawan amukan Taliban, namun AS tidak ingin sekutunya itu hancur tanpa adanya perlawanan. Sejak beberapa hari yang lalu, militer AS tercatat telah melakukan serangan udara strategis di berbagai wilayah di Afghanistan.

Dilaporkan AP, militer AS telah melaksanakan beberapa serangan udara sepanjang minggu lalu sebagaimana telah disampaikan oleh Juru Bicara Pentagon, John Kirby. Salah satu serangan terjadi pada 22 Juli 2021 ketika sebuah pesawat tempur AS mengebom wilayah Kandahar.

Berbeda dari biasanya, Pentagon tidak membeberkan jenis pesawat yang mereka gunakan serta lokasi utama pengeboman. Mereka hanya memberi keterangan bahwa serangan udara itu dilaksanakan untuk mendukung militer Afghanistan. Sampai saat ini, belum diketahui berapa jumlah korban dan seberapa signifikan serangan udara tersebut untuk menghentikan Taliban. 

Baca Juga: Taliban: Kami Tak Ingin Perang Saudara, tapi Ogah Ghani Jadi Presiden

2. Serangan 4 Maret 2020

Jet tempur F-18 Hornet yang kali pertama diterbangkan pada 1995 (www.airforce-technology.com)

Perjanjian damai antara AS dan Taliban belum cukup menjadi jaminan agar keduanya dapat akur. Situasi itu dibuktikan pascapenandatanganan perdamaian antara pemerintah AS dan delegasi Taliban pada Februari 2020. Perjanjian itu malah membawa konflik menuju eskalasi baru, dengan serangan lanjutan Taliban ditambah dengan serangan udara AS.

Pada 4 Maret 2020, sebuah serangan udara dilancarkan militer AS ke posisi Taliban sebagai bentuk pembalasan setelah pejuang Taliban melancarkan 43 serangan ke pos pemeriksaan milik pasukan pemerintah di Provinsi Helmand, seperti dilansir BBC. Menurut juru bicara militer AS di Afghanistan, Kolonel Sonny Leggett, serangan itu tidak memiliki unsur "agresi" terhadap Taliban melainkan sebuah respons "defensif" atas serangan bertubi-tubi yang dilakukan Taliban meski perjanjian damai sudah ditandatangani. 

Taliban merespons serangan udara AS dengan mendesak dilakukannya deeskalisasi. Beberapa laskar pejuang Taliban juga berpendapat bahwa pakta perdamaian yang telah ditandatangani degelasi mereka hanya meliputi AS, bukan pemerintah Afghanistan. Sehingga tidak ada perdamaian di antara Taliban dan Kabul yang tidak berhenti menjadi musuh abadi. 

Baca Juga: 3 Perbatasan Darat Afganistan yang Dikuasai Taliban

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya