Siapa Saja yang Masih Kirim Bantuan ke Afghanistan di Rezim Taliban?
Afghanistan tidak sendirian meski "ditinggal" AS dan Barat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Lepasnya pengaruh Amerika Serikat (AS) dan negara Barat dari Afghanistan pascakemenangan Taliban, membuka kesempatan bagi negara lain untuk ambil peran. Dikutip dari Reuters, Tiongkok dan Pakistan sekarang berada di garda terdepan yang siap dan bahkan telah mengirim bantuan ke Afghanistan.
Negara-negara ini mulai mengisi kekosongan yang telah ditinggalkan secara dramatis. Kedua negara tersebut sudah terlibat aktif memberikan bantuan kemanusiaan, usai dibekukannya aset Afghanistan oleh kelompok-kelompok negara Barat.
Berikut adalah penjelasan terkait bantuan yang telah atau akan segera dikirim oleh beberapa pihak untuk Afghanistan.
Baca Juga: PBB Butuh Rp8,5 Triliun untuk Atasi Krisis Kemanusiaan Afghanistan
Baca Juga: Tiongkok Tancap Gas Proyek OBOR! Ini 6 Konsensus Baru Negara Anggota
1. Tiongkok
Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok yang bersampingan tidak segan terus mendekati Taliban ketika mereka sudah semakin berhasil menguasai Afghanistan. Sampai-sampai Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi bertemu dengan Pemimpin Politik Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar pada 28 Juli 2021.
Sekarang Beijing telah menyepakati akan mengirim bantuan kemanusiaan setara dengan 31 juta dolar AS atau 441 miliar rupiah ke Afghanistan sebagai bentuk kesepakatan baru dengan Taliban, seperti yang dilansir dari VOA. Bantuan ini nantinya akan datang dalam bentuk makanan, obat-obatan, hingga vaksin Covid-19.
Meskipun Tiongkok sampai saat ini belum mengakui Pemerintahan Afghanistan di bawah Taliban, namun kedekatan antar keduanya sudah berada di level yang sangat tinggi. Beberapa ahli berpendapat jika ada kemungkinan besar Tiongkok akan menarik Afghanistan untuk bergabung dengan koridor ekonominya dalam kebijakan Belt and Road Initiative (BRI) atau juga dikenal sebagai proyek One Belt One Road (OBOR).
Baca Juga: Perusahaan China Ingin Kelola Tambang Tembaga Afghanistan