TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Intelijen AS Sebut Rusia Gencar Ganggu Pemilu Negara Lain

AS sebar laporan terkait campur tangan Rusia ke 100 negara

Bendera Amerika Serikat. (unsplash.com/Robert Linder)

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) menyebarkan laporan intelijen di sekitar 100 negara terkait upaya Rusia dalam mengganggu jalannya pemilihan umum di berbagai belahan dunia.

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa Moskow tengah mengerahkan jaringan mata-mata, media massa milik negara, hingga media sosialnya guna mengikis kepercayaan publik terhadap proses demokrasi pemilu.

"Rusia fokus melakukan operasi untuk menurunkan kepercayaan publik pada integritas pemilu," demikian bunyi laporan yang dirilis pada Jumat tersebut, dilansir dari The Guardian, Sabtu (21/10/2023).

Laporan itu dikirimkan lewat kabel ke kedutaan sekitar 100 negara di kawasan Eropa, Asia, Afrika, dan Amerika Utara guna didistribusikan ke pemerintah setempat. Langkah tersebut diambil di tengah meningkatnya ketegangan hubungan Washington dan Moskow pasca invasi militer Rusia ke Ukraina.

Baca Juga: Moldova Bongkar Jaringan Mata-mata Rusia di Negaranya

Baca Juga: Polandia Tangkap Lagi Warga Asing yang Diduga Mata-mata Rusia

1. Rusia disebut setidaknya campur tangan dalam 11 pemilu di 9 negara

Berdasarkan laporan yang beredar, Rusia disebut telah melancarkan operasinya pada rentang 2020 hingga 2022. Selama rentang  tersebut, setidaknya Rusia sudah terlibat dalam 11 kali pemilu di 9 negara demokrasi. Salah satu diantaranya adalah pemilu di Amerika Serikat. 

Selain itu, setidaknya ada 17 negara demokrasi lain yang menjadi target serangan dengan metode yang kurang mencolok. Rusia melakukannya lewat penyebaran pesan dan aktivitas di media sosial yang bernada memperkuat narasi domestik seputar integritas pemilu.

Meski tanpa menyebut nama negara yang menjadi korban, laporan itu menegaskan pemerintah AS telah berbagi informasi terkait operasi Rusia kepada mereka. Laporan itu menuduh Rusia memanfaatkan mekanisme terselubung dan terbuka dalam rangka memengaruhi pemilu di berbagai negara.

2. Media massa Rusia ikut andil dalam upaya propaganda

Ilustrasi Istana Kremlin. (unsplash.com/Paul_G)

Dalam laporannya, intelijen AS menyebut media massa milik negara Rusia turut memainkan peran penting dalam operasi ini. Media Rusia disebut kerap memperkuat serta menyebarkan klaim palsu kecurangan pemungutan suara dalam sejumlah pemilu di kawasan Asia, Eropa, Timur Tengah, dan Amerika Selatan pada 2020 dan 2021.

Selain itu, Rusia juga disebut memanfaatkan platform media sosial dan situs web perantara guna menimbulkan keraguan publik soal integritas pemilu di sejumlah negara. Salah satunya di sebuah negara Amerika Selatan tahun lalu.

“Bagi Rusia, manfaat dari operasi ini ada dua: menabur ketidakstabilan dalam masyarakat demokratis, dan menggambarkan pemilu demokratis sebagai tidak berfungsi dan pemerintahan yang dihasilkan tidak sah,” ungkap laporan tersebut, dilansir dari Reuters

Baca Juga: Norwegia: Mata-mata Rusia Ingin Menyerang Fasilitas Energi

Verified Writer

Leo Manik

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya