TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pemimpin Donetsk Ingin Jalin Kerja Sama dengan Korea Utara

Tenaga kerja Korut akan dikerahkan untuk bangun Donbass

Pemimpin Republik Rakyat Donetsk, Denis Pushilin. (twitter.com/Пушилин Денис)

Jakarta, IDN Times - Pemimpin wilayah separatis Republik Rakyat Donetsk, Denis Pushilin, berencana untuk menjalin kerja sama bilateral dengan Korea Utara (Korut). Kantor berita Korea Utara (KCNA) menyebut, Pushilin telah menyampaikan permintaannya pada Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un.

Permintaan tersebut disampaikan melalui surat yang juga dikirim untuk memberi ucapan selamat saat perayaan Hari Pembebasan Korea pada 15 Agustus. Surat tersebut dikirim tak lama setelah Rusia juga menyampaikan rencananya untuk memperluas kerja sama dengan Korea Utara.

Melalui surat itu, Pushilin menyampaikan harapannya mengenai kerja sama yang saling menguntungkan antara Republik Rakyat Donetsk dan Korea Utara demi kepentingan rakyat dari kedua negara, dilansir dari The Guardian.

Baca Juga: Moldova Geram soal Rusia Embargo Ekpor Buah: Alasannya Gak Jelas!

1. Samakan perjuangan kemerdekaan Donbass dan Korut

Melalui surat itu, Pushilin juga menyebut bahwa rakyat Donbass dan Korut memiliki kesamaan sejarah.

Menurutnya, perjuangan rakyat Donbass untuk memperoleh kebebasan dari Ukraina sama seperti yang dilakukan rakyat Korut 77 tahun yang lalu, dilansir dari Reuters.

Perlu diketahui, daerah Donbass adalah bagian wilayah Ukraina yang sejak lama telah dikuasai kelompok separatis. Kelompok tersebut telah memproklamasikan berdirinya dua negara yaitu, Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk pada 2014.

Namun, kedua negara tersebut belum mendapatkan pengakuan secara internasional hingga kini, kecuali dari Rusia dan beberapa sekutunya.

2. Tenaga kerja Korut akan bantu pembangunan Donetsk dan Luhansk

Pada bulan lalu, Duta Besar Rusia di Pyongyang, Alexander Matsegora, mengatakan bahwa tenaga kerja Korut dapat dikirim untuk membangun wilayah Donetsk dan Luhanks yang porak poranda akibat perang.

Matsegora yakin, tenaga kerja berkualitas dari Korut dapat membantu memulihkan keadaan sosial, infrastruktur, dan fasilitas industri di wilayah tersebut.

Selama ini, perekonomian Korut memang sangat bergantung pada tenaga kerjanya di luar negeri. Namun, kondisi semakin sulit ketika PBB menjatuhkan sanksi yang mewajibkan Pyongyang memulangkan para warganya dari luar negeri hingga akhir 2019.

Terlepas dari sanksi tersebut, sejumlah besar tenaga kerja Korut dilaporkan masih bekerja di berbagai negara seperti Rusia, China, Laos dan Vietnam.

Matsegora juga tetap optimis bahwa kerja sama antara Korut dan Donetsk masih dapat terwujud meskipun ada sanksi dari PBB, dilansir dari The Guardian.

Baca Juga: Putin: AS Manfaatkan Perang Rusia-Ukraina untuk Pertahankan Hegemoni

Verified Writer

Leo Manik

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya