TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Protes di Peru Berlanjut, Ribuan Turis di Machu Picchu Dievakuasi

Sektor pariwisata Peru kian lesu akibat aksi protes

Ilustrasi unjuk rasa di Peru. (unsplash.com/Alvaro Palacios)

Jakarta, IDN Times - Demonstrasi anti-pemerintah dan pemblokiran jalan kembali terjadi di Peru pada Rabu (5/1/2023). Aksi berkobar setelah sempat vakum selama dua minggu. 

Para pengunjuk rasa menggunakan batu dan ban yang terbakar untuk memblokir jalur utama di wilayah selatan Puno, Cusco, Apurimac, dan Arequipa, serta di Junin, sebuah departemen di pusat negara tersebut.

Gelombang protes bermula ketika Presiden Pedro Castillo dimakzulkan setelah berusaha membubarkan kongres dan merombak badan yudisial negara tersebut. Castillo dituduh melakukan pemberontakan, namun dengan tegas membantahnya. 

Pengunjuk rasa menuntut agar Presiden Dina Boluarte, yang sebelumnya menjabat sebagai wakil presiden, untuk segera mengundurkan diri. Mereka juga menuntut penutupan Kongres, perubahan konstitusi dan pembebasan Castillo, dilansir TRT World.

Baca Juga: Kritik Pemakzulan Castillo, Duber Meksiko Diusir dari Peru

1. Sekitar 2 ribu wisatawan dievakuasi

Akibat demonstrasi, layanan kereta api antara kota Cusco dan situs sejarah Machu Picchu telah ditangguhkan tanpa batas waktu.

Sementara, akibat kereta api ke situs Inca ditangguhkan, sekitar 2.062 turis yang terjebak harus dievakuasi. 

Kantor Luar Negeri Inggris (FCDO) menyarankan para warganya untuk berhati-hati saat bepergian ke Peru, di tengah memburuknya protes politik yang sedang berlangsung di negara tersebut.

Aksi dinilai dapat dengan mudah menyebar ke bagian lain negara tersebut. Kondisi ini juga tidak bisa diprediksi serta dikhawatirkan berujung aksi kekerasan, dikutip dari The Independent.

2. Presiden Peru imbau masyarakat untuk tenang

Dalam pidatonya di Kota Lima, Presiden Boluarte kembali menyerukan rakyatnya untuk tetap tenang.

Ia menyalahkan protes-protes tersebut atas penundaan, penderitaan, dan kerugian ekonomi, serta menyerukan terwujudnya ketenangan, kesatuan, dan perdamaian untuk meningkatkan pembangunan negeri.

Sergio Belloso, wakil presiden asosiasi hotel dan restoran Peru, mengatakan bahwa kurangnya turis pada 2022 akibat krisis sosial-politik merugikan negara hingga 2,5 miliar dolar AS atau setara Rp39 triliun.

Belloso menambahkan, sektor pariwisata merupakan salah satu yang paling terdampak oleh krisis tersebut, dengan banyak hotel dan restoran harus ditutup sementara atau bahkan menghentikan operasinya, dilansir dari Al Jazeera

Baca Juga: Darurat Nasional di Peru, Presiden: Pemilu Bisa Digelar Desember 2023

Verified Writer

Leo Manik

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya