TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Iran-Arab Saudi Berdamai, Buka Lagi Hubungan Diplomatik 

Iran-Arab Saudi akan buka kantor kedutaan

Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Iran, Ali Shamkhani berjabat tangan dengan penasihat keamanan nasional Arab Saudi, Musaad bin Mohammed al-Aiban dalam pertemuan di Beijing bersama diplomat China Wang Yi. (Dok.AP News)

Jakarta, IDN Times — Pemerintah Arab Saudi dan Iran menyepakati perjanjian untuk memulihkan hubungan diplomatik bersama. Pertemuan dua negara yang tengah berselisih itu dimediasi oleh Pemerintah China pada Jumat (10/3/2023) waktu setempat.

Melansir IRNA, Iran dan Arab Saudi sepakat membangun kembali hubungan kerja sama setelah hampir 7 tahun berselisih ideologi.

“Republik Islam Iran dan Kerajaan Arab Saudi telah sepakat untuk melanjutkan hubungan diplomatik dan membuka kembali keduataan dan misi dalam waktu dua bulan,” ujar siaran resmi dari kantor berita IRNA.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik dari Negara Iran, Berminat Traveling ke Sana?

Baca Juga: Kepala Badan Atom Internasional Kunjungi Iran, Bahas Apa?

1. Dua negara akan buka kembali kantor kedutaan

Seorang warga Yaman meminta perang di Yaman untuk segera diakhiri. (Twitter.com/DrAbdirahmanA)

Melansir AP News, Iran dan Arab Saudi disebut akan kembali membuka kantor kedutaan di masing-masing negara dalam kurun waktu dua bulan.

Dalam kurun waktu itu juga dua negara akan membangun hubungan diplomatik yang lebih luas, terutama dalam upaya membantu konflik di Timur Tengah.

Baca Juga: Arab Saudi Batasi Pengeras Suara Masjid saat Ramadan

2. Irab-Arab Saudi berterimakasih pada China dan Oman

(Ilustrasi warga di Iran beraktivitas di tengah ancaman wabah virus corona) EPA

Dua negara yang memiliki pemahaman berseberangan ini berterimakasih pada China dan Oman atas bantuan mereka dalam mediasi Iran-Arab Saudi.

Oman sebelumnya pernah memediasi dua negara dengan mengadakan pertemuan pada 2021 dan 2022.

“Berterimakasih kepada Republik Irak, Kesultanan Oman, karena menjadi tuan rumah untuk pembicaraan yang digelar kedua pihak 2021-2022, juga para pemimpin dan pemerintah China untuk menjadi tuan rumah dan mendukung pembicaraan yang digelar di negara itu,” ujarnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya