TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

11 Kutipan Lee Kuan Yew Untuk Pemimpin Masa Depan

Dunia telah belajar banyak dari mutiara salah satu pemimpin besar dunia

Sumber Gambar: scmp.com

"Dunia telah belajar banyak dari mutiara salah satu pemimpin besar dunia."

Bagi kamu, sosok Lee Kuan Yew mungkin asing. Tapi bagi orang tuamu, sosok Lee pastinya dikenal sebagai salah satu figur pemimpin yang hebat di Asia. Dan sepantasnya bila dunia menyatakan kehilangan salah satu figur pemimpin terhebat.

Hari Senin (23/3), para pemimpin dunia dikejutkan dengan berita meninggalnya mantan Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew. Lebih dari seorang perdana menteri, Lee mungkin bisa disebut Ayahnya Singapura. Lee menjabat sebagai perdana menteri pertama Singapura sejak tahun 1959 dan turun dari kekuasaannya pada 1990. Sejak itu, meski tak aktif di kabinet, Lee masih membantu pemerintah dari balik layar. Karena begitu besarnya peran Lee, bahkan bisa dikatakan hanya dengan menyebut nama Lee, semua orang mengingat satu kata: Singapura.

Selama tiga puluh satu tahun menjabat sebagai perdana menteri, Lee sukses mengubah Singapura dari third world country ke first world country. Membangun Singapura dari nol hingga menjadi negara yang sangat maju, padahal negara itu bisa dibilang sangat miskin sumber daya alam. Lee bisa dibilang merupakan arsitek kemakmuran Singapura saat ini.

Singapura menggambarkan Lee sebagai pemimpin yang efisien, tidak sentimental, tidak korup, selalu melihat ke depan dan mencari solusi, serta realistis. Berikut ini adalah beberapa kutipan dari Lee Kuan Yew semasa hidupnya, yang diwariskan untuk generasi pemimpin selanjutnya.

1. Yang saya takutkan adalah sikap berpuas diri. Ketika hal-hal menjadi lebih baik, orang cenderung ingin (mendapat hasil) yang lebih banyak untuk pekerjaan yang lebih sedikit.

2. Siapapun yang memimpin Singapura harus kuat. Atau menyerah saja. Ini bukan permainan kartu.

3. Saya tak pernah tahu ada orang yang menjadi pemimpin hanya dengan mengikuti dan lulus sekolah kepemimpinan.

4. Saya selalu mencoba menjadi benar, bukan benar secara politik.

5. Jika Singapura disebut sebagai negara yang terlalu dilindungi dan didikte, maka saya bangga telah memiliki sebuah negara yang diurus.

6. Bahkan dari ranjang saya sebagai orang sakit, bahkan jika kamu hendak menurunkan saya ke liang kubur dan saya merasa ada yang salah, saya akan bangun.

7. Saya telah dihina atas banyak hal di hidup saya, tapi bahkan musuh terburuk saya tidak pernah menghina saya karena saya takut mengatakan apa yang ada dalam pemikiran saya.

8. Saya adalah produk waktu, perang, pekerjaan dan pekerjaan, empat tahun saya di Inggris mengagumi, tapi juga pada saat yang sama mempertanyakan apakah mereka bisa mengerjakan pekerjaan lebih baik dari kita.

9. Warga Singapura, jika saya bisa menganalogikannya adalah sebuah hard disk komputer, sementara bakat-bakat asing adalah megabytes yang kamu tambahkan dalam penyimpanan. Jadi, komputermu tidak akan pernah hang karena kamu memiliki sumber penyimpanan yang tak terbatas.

10. Jika kamu tidak bisa memaksa atau tidak mau memaksa orang-orangmu untuk mengikutimu, dengan atau tanpa ancaman, kamu bukanlah seorang pemimpin.

11. Saya sering dihina karena mencampuri kehidupan pribadi warga negara. Ya, jika saya tidak melakukan itu, kita tidak akan ada di sini hari ini.

Lee meninggal hari Senin pukul 03.18 dini hari waktu Singapura, setelah beberapa minggu dirawat karena pneumonia. Upacara pemakaman kenegaraan untuk Lee akan diadakan 29 Maret mendatang. Farewell, Mr. Lee! Dunia bangga melihat kepemimpinanmu!

 

Apakah artikel ini berguna untukmu? Ayo bagikan ke teman-temanmu dan dapatkan Tablet Android Mito T330 atau Sony LED TV. Keterangan selengkapnya bisa kamu baca di www.idntimes.com/sharingiscaring.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya